Anggaran selalu
menjadi permasalahan pada acara Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan
(OPAK). Seperti halnya yang terjadi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), mahasiswa baru (maba) terpaksa tidak mendapatkan makan siang karena
kurangnya dana untuk konsumsi.
Lain halnya
FITK, Fakultas Ushuluddin (FU) justru harus berhutang terlebih dahulu agar maba
tetap mendapatkan konsumsi. FU terpaksa berhutang lantaran keterlambatan dana
yang turun pada saat acara.
Ketua pelaksana
Opak FU Bahal Siregar mengungkapkan, FU seharusnya mendapatkan dana OPAK
sebesar Rp26 juta, namun yang turun lebih awal hanya Rp9 juta. Sehingga,
berhutang menjadi satu-satunya cara untuk menutupi kekurangan dana. “Karena kenal
sama tukang dagangnya, makanya bisa
ngutang,” ujarnya. Sabtu, (3/9).
Selain FU dan
FITK, kendala dana pun terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP). Pasalnya, FISIP hanya mendapatkan dana OPAK sebesar Rp.8 juta dari
total dana Rp.18 juta. Walhasil, FISIP mengalami kekurangan dana di berbagai
divisi. Terutama di divisi konsumsi dan acara.
Stering Commite
(SC) OPAK FISIP Hendriawan mengungkapkan, bendahara OPAK FISIP baru mengetahui
FISIP mendapat dana sebesar Rp.18 juta setelah adanya pemberitaan dari Newsletter Institut edisi OPAK 2016.
Sebelumnya, ia hanya mengetahui FISIP mendapat dana sebesar Rp.8 juta. “Setelah
dikonfirmasi ke pihak dekanat, katanya dana yang Rp.10 juta untuk biaya
pembicara dan acara academic day yang
diselenggarakan pada hari selasa setelah OPAK,” ujar Hendri, Sabtu (3/9).
Padahal, lajut
Hendri, dana Rp.8 juta sangat kurang untuk acara OPAK Fakultas, apalagi harus
dibagi-bagi ke Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Tak hanya itu, dana
OPAK yang turun pun awalnya hanya Rp.4 juta, dan Rp.4 juta sisanya baru turun
setelah Surat Penanggung Jawaban (SPJ) selesai dikerjakan. Akhirnya, panitia
harus patungan untuk menutupi segala kekurangan.
Tak hanya itu,
Hendri pun kecewa dengan sikap kepala satuan pengamanan (Satpam) dan office boy (OB) FISIP yang meminta jatah
makan sebanyak 14 makan siang kepada panitia OPAK. “Padahal kami pun sangat
kekurangan,” pungkas Hendri.
Jannah
Arijah