UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki cita-cita menjadi universitas riset kelas
dunia. Akhir-akhir ini gaung tersebut sering terdengar oleh beberapa elemen
kampus, seperti mahasiswa, dosen, juga para pegawaikampus. Ini merupakan angin
segar bagi kemajuan perguruan tinggi Islam. Karenanya, semua upaya yang sedang
dilakukan pihak kampus untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus didukung
sepenuhnya.
Universitas
riset dalam standar World Class
Universityharus memenuhi beberapa syarat. Di antara syarat yang paling
penting adalah akses produksijurnal
internasional. Tujuannya agar perkembangan wacana
ilmiah yang menjadi perbincangan sarjana internasional bisa diikuti. Apa
isu-isu yang hangat, bagaimana mereka menyajikan isu-isu tersebut, danapa manfaat yang bisa
diterapkan untuk pengembangan akademikUIN Jakarta.
Jika bicara jurnal kelas
dunia, tentu tidak akan lepas dari penggunaan berbagai bahasa asing dalam
tulisan-tulisan yang disajikannya. Para sarjana internasional dalam berbagai
disiplin ilmu umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa standar
internasional. Namun beberapa bahasa lainnya juga sering dipakai seperti bahasa
Arab, Belanda, Prancis, dan Jerman.
Melihat
fakta seperti itu seharusnya UIN Jakarta melakukan upaya penguatan kemampuan
bahasa asing bagi para dosen dan mahasiswa. Pada tingkat pertama perkuliahan di
setiap jurusan -selain jurusan yang fokus di bidang sastra atau pendidikan bahasa
Inggris dan Arab- memang mahasiswa sudah diberikan mata kuliah dua bahasa asing
tersebut. Langkah itu belum cukup karena tidak diproyeksikan penguatan bahasa asing untuk memahami dan
menulis jurnal internasional.
Pemberian
mata kuliah bahasa asing idealnya sampai delapan semester. Sampai mahasiswa dan
dosen terbiasa bersentuhan dengan teks-teks bahasa asing, salah satunya tulisan
dalam jurnal internasional. Langkah lain yang bisa diupayakan adalah
pengoptimalan Pusat Bahasa UIN Jakarta. Pusat Bahasa seharusnya memiliki
peranan penting dalam merancang program penguatan bahasa asing yang bersinergi
dengan seluruh fakultas.
Selama
ini, beberapa program yang disediakan oleh Pusat Bahasa hanya dinikmati oleh
sebagian mahasiswa saja yang datang menyambangi Gedung Pusat Bahasa di kampus dua. Namun,
jika program tersebut dirancang merata bagi semua mahasiswa disetiap fakultas
akan lebih bermanfaat.
Dalam
menilai urgensi penguasaan bahasa asing, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag
RI) melalui Mora Scholarship telah membiayai program pelatihan super intensif
empat bahasa asing selama enam bulan. Program tersebut dimulai sejak 2015 lalu
dan akan berakhir awal Juni 2016.
Ratusan
peserta yang terdiri dari dosen dan alumni dari berbagai perguruan tinggi Islam
negeri dan swasta di Indonesia berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Langkah
itu merupakan upaya nyata Kemenag RI dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan
di perguruan tinggi Islam.
Selain
bahasa Arab yang bertempat di UIN Malang dan bahasa Inggris di Surabaya dan
Bali,Mora Scholarship juga membiayai pelatihan super intensif bahasa Prancis
yang ditangani oleh InstitutFranҫais dʹIndonẻsie
(IFI) di kampus dua UIN Jakarta dan bahasa Belanda yang ditangani oleh Lembaga
Bahasa Internasional (LBI) Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia. Dua
bahasa yang disebutkan terakhir tidak kalah penting untuk dipelajari. Baik itu
kemampuan membaca dan memahami juga menulis.
Penguasaan
bahasa Prancis misalnya sangat berguna untuk mempelajari teks-teks sastra dan
filsafat abad pertengahan yang berkembang di negara tersebut. Sedangkan bahasa
Belanda berguna untuk mempelajari teks-teks sejarah masa kolonial Hindia
Belanda hingga post kolonial. Terutama yang kerkaitan dengan rekam jejak Islam
Nusantara di masa lalu.
Para
sarjana Belanda banyak menulis kajian tersebut. Sebut saja di antaranya C.
Snouck Hurgronje dari Universiteit Leiden yang karya-karyanya banyak merekam
konsep Islam dan adat di Nusantara pada abad ke 19.