Merasa lelah,jenuh dan kecewa merupakan hal yang biasa. Membarui dan percaya pada diri sendiri, merupakan motto bagi Ahmad Hamdani.
Yakin dengan
segala usaha dan tak pernah berhenti bersyukur, membuat Ahmad Hamdani menjadi
mahasiswa yang memiliki segudang prestasi. Tak hanya LKTI, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta ini juga pernah menjuarai lomba pidato dan Musabaqah Tilawatil Quran
(MTQ) tingkat nasional.
Sebelumnya,
Hamdani tak pernah menyadari kemampuannya dalam menulis. Ketika masih di bangku
sekolah, laki-laki kelahiran satu sering mengikuti perlombaan seperti olimpiade
matematika dan sains, namun belum sampai dunia tulis menulis. Dari pertemuannya
dengan sesama penerima Bidikmisi yang pernah mengikuti Lomba Karya Tulis
Sejarah (LKTS), Hamdani berniat untuk mengikuti lomba yang serupa. Sebelum, mengikuti
LKTS tingkat nasional, laki-laki asli daerah Serang ini mencoba peruntungannya
dengan mengikuti lomba yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Bidikmisi (Formabi).
“Ada lomba nulis esai untuk anak Bidikmisi se-UIN Jakarta, jadi saya coba aja.
Allhamdulillah, dapat juara pertama,” katanya, Selasa (3/5).
Menjadi yang
terbaik se-UIN Jakarta, tak lekas membuatnya berpuas hati. Hamdani kembali
mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional yang diadakan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Negara (BKKBN).Bertemakan Lomba Kepenulisan
Kreatif Kependudukan BKKBN, Hamdani berhasil meraih juara tiga dengan
menyisihkan puluhan peserta dari beberapa kampus di Indonesia.
Berkat
kemenangannya tersebut, Hamdani mendapat pengalaman berkesan yaitu diundang
Presiden Susilo Bambang Yudhiyono (SBY) untuk mengikuti upacara kemerdekaan
Indonesia ke-69. “Sampai sekarang surat
undangan dari Pak Presiden masih saya
simpan. jarang-jarang ada kesempatan kayak gini. Kapan lagi bisa dapat undangan
yang serupa,” katanya sambil tersenyum.
Hamdani juga
punya pengalaman yang tak terlupakan lainnya yaitu pernahmengikuti tiga
perlombaan secara bersamaan di bulan Agustus 2015. Pertama, ia mengikuti lomba MTQ
Mahasiswa Nasional ke-14 yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi
Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), di Universitas Indonesia, Depok. Setelahnya,
laki-laki yang mengenakan kacamata itu, langsung berangkat ke Semarang untuk
mengikuti LKTS bertemakan Pekan Nasional Cinta Negara 2015. Dalam perlombaan
ini dirinya berhasilmeraih juara tiga. Selanjutnya, ia sudah harus bersiap-siap
mengikuti lomba pidato tingkat nasional
BKKB dan berhasil masuk sepuluh besar.
Selain menjalani
kesibukkannya sebagai mahasiswa semester enam, Hamdani saat ini juga mengajar
karya tulis ilmiah di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan. Ia pun menjadi salah
satu dari 24 orang yang tergabung dalam Tim Fasilitasi BKKBN setelah melewati
seleksi ketat. Di sana ia melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
isu-isu kependudukan. Anggota Tim Fasilitasi BKKBN diwajibkan membuat tulisan
sebulan sekali mengenai kependudukan. Kemudian, Hamdani juga mengikuti
pembinaan demi menghadapi MTQ tingkat nasional yang akan diadakan pada 27
Juli-7 Agustus 2016 mendatang di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Semua prestasi
yang Hamdani raih bukanlah semata-mata karena usahanya sendiri. Menurut ia,
kedua orang tua, pembina, guru dan para sahabat adalah orang-orang yang selalu ada di saat suka dan duka, serta membimbing
dan mendoakannya selama ini. Baginya, orang tua adalah motivasi terbesar. Walaupun
latar belakang perekonomian keluarganya yang kurang mampu, hal ini tidak membuatnya
merasa minder dan cepat menyerah. “Saya sering merasa jenuh dan capek karena
kesibukkan di kampus dan perlombaan.
Tapi kalau ingat orangtua saya jadi semangat lagi. Malu sama orangtua
yangsudah menitipkan harapan besar pada saya,” kata laki-laki kelahiran Serang
itu.
Ketika ditanya
ingin jadi apa di masa depan, Hamdani berkata sewaktu duduk di bangku Sekolah
Menengah Atas, ia bercita-cita ingin menjadi seorang guru dan jurnalis. “Yang
jelas, saya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi S1 dan S2
ke luar negeri. Selanjutnya, saya ingin naik haji bersama orang tua, doakan
saja,” katanya.
Aisyah Nursyamsi