Kehilangan yang terjadi di
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada pertengahan Maret 2016
bukanlah kasus pertama. Beberapa bulan lalu, sejumlah mahasiswa FITK yang juga
pengunjung Perpustakaan Tarbiyah mengalami kasus serupa seperti dompet dan telepon genggam.
Sarana dan prasarana di Perpustakaan
Tarbiyah dinilai kurang dan tak berfungsi dengan baik. Terbukti dari beberapa
loker yang tidak disertai kunci. Padahal keberadaan loker berkunci menjadi
salah satu cara mencegah kehilangan.
Keresahan akan kehilangan turut
dirasakan Windy Atika. Siang itu, Senin (21/3) mahasiswi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBSI) ini serta dua orang temannya mengunjungi Perpustakaan
Tarbiyah. Karena kondisi loker yang penuh, mereka meletakkan tas di luar loker.
Nahas, dompet beserta isinya hilang saat mereka hendak meninggalkan ruangan.
Mendapati barang-barangnya hilang,
Windy dan dua temannya pun segera melaporkan hal itu kepada pihak Perpustakaan
Tarbiyah. Akhirnya mereka diajak ke ruang lantai dua FITK untuk melihat rekaman
kejadian. Tapi, mereka tak bisa melihat kronologi kejadian lantaran kondisi
kamera pengawas (CCTV) saat itu rusak.
Dari peristiwa tersebut, Windy
berharap agar pihak Perpustakaan Tarbiyah melakukan perbaikan. “Lokernya
diperbanyak lagi, agar kita juga nyaman kalau meninggalkan barang berharga di
loker,” tutur Windy, Selasa(10/5).
Ketidaknyamanan dan kekecewaan juga dirasakan oleh Nadine Ayuningtias. Perempuan
yang juga mahasiswi PBSI ini merupakan salah satu korban kehilangan lain di
Perpustakaan Tarbiyah. “Kalau loker rusak mau gak mau ya kita taruh tas
di bawah, berceceran,” tutur Nadine,
Senin (16/5).
Menanggapi perihal ini, Kepala
Urusan Perpustakaan Tarbiyah Lolyta Sari menyatakan, mereka sudah mengajukan
pembenaran loker kepada pihak fakultas—Wakil
Dekan (Wadek) II Bidang Administrasi Umum—pada 25 Agustus 2015 . Namun,
sampai saat ini belum direalisasikan. “Saya
sudah mengajukan untuk penggantian loker,” ungkap Lolyta. Selasa (10/5)
Menurut Lolyta, belum adanya
perbaikan kunci loker karena pihak fakultas merasa dari segi kualitas kondisi
loker masih bagus sehingga tidak perlu diganti. Padahal, Sambung Lolyta, faktanya
kondisi loker yang tidak bisa terkunci tersebut penting untuk ditangani.
Setelah
dimintai keterangan terkait kasus kehilangan, Wadek II Bidang Administrasi Umum FITK
Ahmad Sofyan menyatakan, fasilitas yang berada di Perpustakaan Tarbiyah sudah
memenuhi standar keamanan. Lebih lanjut ia menjelaskan, hanya ada dua pilihan
mengenai loker di Perpustakaan Tarbiyah. “Mau dilepaskan kunci semua atau
diberi kunci semua,” tuturnya, Selasa (10/5).
SA