Untuk kedua kali, Mahasiswa
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar aksi penolakan
ditutupnya Pintu Kecil yang menghubungkan UIN dengan Jalan Pesanggrahan. Sebelumnya,
aksi dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tolak Komersialisasi Kampus. Kali ini, koalisi Senat Mahasiswa dan Dewan Eksekutif Mahasiswa tingkat
universitas dan fakultas, yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM)
melakukan aksi di depan gedung rektorat UIN Jakarta, Selasa (17/5).
Dalam aksinya, mereka
mengajak seluruh mahasiswa UIN untuk bergabung dalam unjuk rasa. Mereka
melakukan long march yang dimulai
dari Fakultas Sains dan Teknologi menuju kantor rektorat. Alhasil, mereka
mengumpulkan kurang lebih seratus mahasiswa.
Salah satu peserta aksi,
Muftie Arief mengatakan, pihak rektorat semena-mena menutup akses pejalan kaki
demi pemusatan bisnis di Cafe Cangkir.
Menurutnya, jika kebijakan ini diterapkan, maka tak menutup kemungkinan
mahasiswa harus jajan di cafe tersebut.
“Apa bedanya mahasiswa sama anak SD?” tegasnya, Selasa (17/5).
Muftie menuturkan, pengguna
pintu kecil tak hanya oleh mahasiswa. Para pegawai kampus juga menggunakan
jalan tersebut untuk kepentingan akademik maupun non akademik.
Koordinator Lapangan (Korlap)
Aksi Ahmad Bun Yani merasa kecewa karena pihak rektorat belum memberikan jawaban
atas tuntutan mahasiswa. Oleh karenanya, para demonstran rela menunggu di depan
kantor rektorat sampai mereka mendapat tanggapan. “Kami juga meminta petinggi
kampus untuk mencabut kebijakan ini,” pungkasnya.
Salah satu mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Faisal Hadi mengatakan, kebijakan rektorat dianggap
memberatkan mahasiswa. Ia berharap, petinggi kampus menyampingkan ego demi
kepentingan bersama. “Semoga pihak rektorat segera mencabut kebijakan ini,”
tandasnya, Selasa (17/5).
DSM