Seringnya terjadi kasus
pencurian di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta belakangan ini, dinilai
karena akses masuk ke dalam kampus sudah tidak terkontrol lagi. Minimnya Satuan
Pengamanan (Satpam) yang bertugas serta pintu kecil yang sering digunakan pengamen
dan maling untuk keluar masuk kampus. Hal tersebut menjadi alasan pihak UIN
Jakarta untuk menutup pintu kecil.
Banyaknya kasus
pencurian membuat pihak UIN Jakarta mengambil langkah untuk menutup pintu
kecil. Minggu (15/5), di depan pintu
kecil sudah terpasang spanduk yang bertuliskan, “Mohon maaf, untuk keamanan,
ketertiban dan kenyamanan. Pintu masuk ke Pesanggrahan, terhitung mulai hari
Rabu, 18 Mei 2016 tidak difungsikan”.
Sebagai Kepala Bagian
(Kabag) Umum UIN Jakarta Suhendro Tri Anggono, menanggapi bahwa penutupan pintu
kecil sudah lama dipertimbangkan untuk ditutup. “Penutupan pintu kecil memang
dimaksudkan untuk memaksimalkan keamanan kampus setelah beberapa kejadian
pencurian,” tegasnya, Senin, (16/5).
Suhendro menambahkan
bahwa tujuan diberlakukannya kebijakan penutupan pintu kecil lantaran akses UIN
Jakarta sudah tidak kondusif lagi. Hal tersebut dikarenakan pintu kecil dapat
diakses oleh siapa saja. Akibat dari kondisi itu, rentan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
Senada dengan Suhendro
Kepala Satpam UIN Jakarta Satori juga mengatakan, pintu kecil itu harus ditutup
demi keamanan, ketertiban, dan kenyamanan. “Di situ rawan pengamen dan kemarin
pernah ada orang luar maling helm tertangkap lewat situ,” katanya, Senin
(16/5).
Lain halnya dengan
Anggota Satpam UIN Jakarta Zaenal Muttaqin, ia mengungkapkan bahwa dirinya baru
mengetahui perihal penutupan pintu kecil setelah melihat spanduk di samping pos
satpam. “Sebenarnya karyawan UIN Jakarta kalau mau jajan atau makan, larinya ke
pesanggrahan,” ungkapnya, Senin (16/5).
Penutupan pintu kecil
bukan tanpa solusi, menurut Suhendro. Ia mengatakan, solusi yang coba ditawarkan
adalah jalan underpass atau jembatan
penyeberangan akan dipindahkan lebih dekat dengan kampus UIN Jakarta. Akan
tetapi hal tersebut masih dalam proses negosiasi dengan Pemerintah Tangerang
Selatan, tuturnya.
Perihal aksi yang
dilakukan mahasiswa, Suhendro menekankan mahasiswa untuk terlebih dahulu
berdialog. “Tidak perlu lah sampai sampai turun aksi, kita kan bisa berdialog
yang bagus,” pungkasnya.
PP