Kebijakan
pengelolaan parkir baru Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang dikelola Gerbang Berkah (GB) Parking
mendapat kecaman dari berbagai pihak mahasiswa. Sebelumnya, penolakan mahasiswa
berupa demonstrasi sudah dilakukan di kampus satu. Kali ini, muncul petisi dan survei terkait penolakan sistem parkir
yang disebar mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Rabu
(13/4) lalu.
Ketua Dewan Eksekutif
Mahasiswa (Dema) FKIK Fakhrul Firdaus menyatakan, penolakan ini muncul karena
tak adanya sosialisasi yang jelas dari pihak Dekanat FKIK. Sehari sebelumnya,
mahasiswa FKIK terkejut akan operasi Pihak GB Parking yang memulai penarikan dana parkir di gerbang masuk FKIK. “Melihat
kejadian tadi, perwakilan mahasiswa Senat Mahasiswa (Sema), Dema, dan Himpunan
Mahasiswa Program Studi (HMPS) FKIK berkumpul untuk membuat petisi ini,” jelasnya,
Selasa (19/4).
Ia bercerita,
alasan mereka membuat petisi lantaran melihat penolakan aksi yang tak efektif.
Di kampus satu misalnya, demonstrasi yang dilakukan organisasi mahasiswa tak
ditanggapi serius pihak rektorat. Dari sinilah, ia membuat penolakan melalui petisi dan
kuosioner.
Selain itu,
Fakhrul ingin memastikan bagaimana sikap mahasiswa FKIK terkait kebijakan
pengelolaan parkir baru yang dilakukan GB Parking.
Ia beralasan kesibukan mahasiswa FKIK menjadi kendala untuk melakukan aksi
terkait penolakan kebijakan parkir. “Setelah petisinya kami buat di www.change.org, petisi tersebut sudah diisi
366 mahasiswa,” jelas mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat ini.
Melihat
penolakan mahasiswa, Dekanat FKIK langsung mengadakan pertemuan untuk Sema,
Dema, maupun HMPS di FKIK di sore harinya untuk meminta data dari petisi.
Padahal, Fakhrul ingin agar petisi terisi lebih dari 366 mahasiswa dan mengumpulkannya
keesokan harinya. Namun, pihak mahasiswa terpaksa mengumpulkan data seadanya.
Salah satu
mahasiswi, Nur Lailatun Nimah menyetujui adanya petisi ini. Terlebih, penarikan
dana sebesar seribu rupiah dinilai memberatkan mahasiswa. “Buat apa punya
satpam banyak? Buang-buang uang,” keluh mahasiswi Jurusan Ilmu Keperawatan ini,
Rabu (20/4).
Dicky
Prastya