Program matrikulasi bahasa yang
diselengarahkan Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, bertujuan untuk
meningkatkan nilai Test Of
English as a Forgein Languange
(TOEFL) dan Test Arabic as a Forgein Languange (TOAFL) mahasiswa baru.
Namun, program tersebut dirasa kurang merata oleh beberapa mahasiswa.
Seperti yang dialami oleh salah satu mahasiswa
semester tiga Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab (PBA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Farah Nurul Afifah. Ia
mengatakan, dirinya kebingungan dengan kriteria peserta matrikulasi. “Saya yang
nilainya (TOEFL dan TOAFL) tak memenuhi standar tidak mendapatkan
matrikulasi, tapi teman saya yang
nilainya sudah mencukupi malah dapat matrikulasi” ungkapnya, Sabtu (29/11).
Lain Farah lain juga Aulia Riski Molanda, mahasiswa
semester tiga Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) ini
mengungkapkan, pada semester satu ia mengikuti matrikulasi yang diadakan oleh
PPB , akan tetapi tapi tidak semua teman seangkatannya mendapat matrikulasi tersebut. “ Padahal masih banyak
mahasiswa yang nilainya lebih rendah daripada saya, tapi mereka tidak dapat
matrikulasi” ungkapnya, Selasa(1/12)
Menanggapi hal tersebut, ketua Pusat Pengembangan
Bahasa (PBB), Siti Nurul Azkiya mengatakan, program matrikulasi memang kurang
merata. Sebab tidak adanya ruang kelas yang tetap dan jadwal kuliah mahasiswa
yang berbeda-beda.
Azkiya tak menampik, program matrikulasi yang telah
dilaksanakan sejak 2014 silam memang kurang maksimal, karena tak semua
mahasiswa dapat mengikuti program matrikulasi. Mahasiswa angkatan 2014 yang
bisa mengikuti matrikulasi tak diambil berdasarkan nilai TOEFL dan TOAFL.Akan tetapi, diambil
dari pendaftar paling cepat ke PPB UIN Jakarta. Pendaftaran matrikulasi
sendiripun dapat dilakukan melalui fakultas, jurusan serta mendaftar langsung
ke PPB.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, 2015 ini, lanjut
Azkiya, terdapat tiga kali gelombang matrikulasi untuk 11 fakultas. Satu
gelombang terdiri dari 30 kali pertemuan dan diakhiri dengan ujian
evaluasi. Lalu, semua kegiatan matrikulasi pun
diadakan di gedung FITK. “ Banyaknya
keluhan mahaiswa membuat kami
memindahkan kegiatan matrikulasi yang
tadinya di ke kampus dua (Fakultas Psikologi) ke kampus satu,” Senin(31/11)
Sementara itu,
Wakil Rektor I Bidang Akademik,
Fadhilah
Suralaga mengatakan, matrikulasi seharusnya didapatkan semua mahasiswa. Pada 2014 lalu,UIN Jakarta kekurangan dana untuk penyelenggaraan
program matrikulasi tersebut karena matrikualsi bukanlah program yang
diprioritaskan.
Kedepannya,
Fadhilah menambahkan, matrikulasi ini akan
diprioritaskan untuk mahasiswa yang memiliki nilai yang rendah pada TOEFL dan TOAFL. Rencananya pada 2016, lanjut Fadhilah, matrikulasi akan dijadikan mata
kuliah.
LSA