![]() |
Sumber: https://classroom.google.com |
Hadirnya Google Classroom diharapkan mempermudah mahasiswa dan dosen dalam
KBM. Namun, efektivitas penggunaan Google
Classroom dipertanyakan.
Terhitung dua bulan lebih Siti
Masyithah menggunakan aplikasi Google
Classroom dalam Kegiatan Belajar untuk mata kuliah Hermeneutika. Mahasiswa
semester tujuh Jurusan Tafsir Hadis (TH) Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengaku hanya sekali
bertatap muka dengan dosen mata kuliah Hermeneutika guna membuat kontrak
belajar. Sampai saat ini Masyithah menerima materi Hermeneutika melalui Google Classroom.
Tepat dua minggu setelah membuat
kontrak belajar dengan dosen mata kuliah Hermeneutika, Masyithah baru bisa
aktif mengunakan Google Classroom. Untuk
tergabung dalam Google Classroom ia
dan teman-temannya harus membuat akun e-mail
dengan domain mahasiswa UIN Jakarta terlebih dahulu.
Setelah menggunakan Google Classroom, Masyithah mengaku
lebih mudah mengumpulkan tugas meski dosen berhalangan hadir. Ia tak harus
hadir di dalam kelas untuk memeriksa file
yang dimasukkan dosen dalam Google
Classroom. “Di dalam Google Classroom
sudah ada batas waktu yang ditentukan, kapan mahasiswa harus mengumpulkan
tugas,” ujar Masyithah ketika ditemui di Masjid Fatullah, Rabu (11/11).
Namun, Masyithah merasa suasana kelas
mata kuliah Hermeneutika ini tak hidup karena dosen tak pernah memberikan
materi secara langsung. Lambat laun
Masyitah merasa bosan dengan kegiatan belajar melalui Google Classroom. Menurutnya, penggunaan Google Classroom akan efektif ketika dibarengi dengan belajar
secara langsung di dalam kelas. “Mata kuliah Hermeneutika kan enggak mudah,
jadi agak bingung kalau dosennya hanya memberi pertanyaan terus melalui Google Classroom,” ungkapnya.
Masyithah mengungkapkan, ia dan
teman-temannya membutuhkan pembimbing dalam belajar. Sehingga, katanya, apabila
ada pemahaman yang berbeda bisa diluruskan oleh dosen. “Kegiatan pembelajaran
enggak cukup melalui Google Classroom,” katanya.
Berbeda dengan Masyithah,
Mahasiswa semester lima Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum
(FSH), Meida Hidayah belum pernah menggunakan aplikasi Google Classroom dalam kegiatan perkuliahan. Menurut Meida,
hadirnyaa Google Classroom merupakan
penggunaan teknologi yang nantinya memudahkan mahasiswa dalam belajar dan
mencari referensi.
Menanggapi hal tersebut,
Koordinator Support Pusat Teknologi
dan Pangkalan Data (Pustipanda), Abdullah mengatakan, Google Classroom merupakan aplikasi pendukung dan pendamping dosen
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun, adanya Google Classroom tidak dapat menggantikan kehadiran dosen di dalam
kelas. Saat ini, kebijakan penggunaan Google Classroom tergantung dari
masing-masing dosen. Data terakhir yang didapat Pustipanda, sekitar 20 dosen sudah menggunakan Google Classroom.
Abdullah menambahkan, Google Classroom merupakan layanan
gratis dari google yang menyediakan sarana e-learning
antara mahasiswa dan dosen. Dalam Google
Classroom, dosen dapat mengunggah berbagai macam file salah satunya video. “Biasanya kan KBM hanya tatap muka di
dalam kelas, dengan Google Classroom
kini mahasiswa dan dosen bisa bertatap muka melalui video dalam kegiatan
perkuliahan,” ujarnya, Rabu (11/11).
Pustipanda dan Lembaga Penjaminan
Mutu (LPM) baru satu kali berkerjasama
untuk mengadakan workshop guna
mensosialisasikan penggunaan Google
Classroom bagi dosen. Di samping menjadi pendamping dosen dalam belajar
mengajar, penggunaan Google Classroom dapat
meningkatkan webomatric UIN Jakarta
ketika dosen memasukkan materi dari blognya sendiri dalam Google Classroom. Namun, workshop yang diadakan awal September lalu tak diikuti
oleh semua dosen karena beberapa dosen yang masih berada di luar kota.
Salah satu dosen yang belum
menggunakan Google Classroom adalah
dosen Muamalat, Chairul Hadi. Menurutnya,
penggunaan Google Classroom merupakan
perkembangan teknologi yang positif di dunia perkuliahan. “Sebelum ada
sosialisasi mengenai Google Classroom, UIN
Jakarta harusnya membenahi sarana pendukungnya terlebih dahulu yaitu koneksi
internet. Sehingga benar-benar membantu dosen dan mahasiswa bukan malah
sebaliknya,” ucapnya.
Lain Chairul yang belum
menggunakan Google Classroom, dosen mata
kuliah Literature, Akhmad Zakky sudah menggunakan Google Classroom sejak awal perkuliahan di semester ganjil 2015. Zakky mengatakan dengan Google Classroom dosen lebih praktis dalam memberikan tugas. “Dosen
enggak perlu mengunduh video, ngasih
tugas print out-an, tapi cukup dengan
mengirim link saja,” pungkasnya, Jumat (13/11).Nama: Ika Puspitasari
Ika Puspitasari