Menjadi penonton di program acara televisi menjadi
salah satu kegiatan baru beberapa mahasiswa saat ini. Sebagian di antara mereka
karena alasan uang.
Gelak tawa dan riuh
tepuk tangan terdengar dari sejumlah penonton acara Stand Up Comedy di Studio 1 Indosiar, Senin (5/10) malam itu. Sebagian
dari mereka adalah para mahasiswa dari beberapa kampus yang mengenakan jas almamater
masing-masing. Termasuk di antaranya mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Salah satu Mahasiswa
semester 3 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
yang menghadiri Acara Stand Up Comedy adalah
Indah Muazdin. Sehari sebelumnya, ia ditawari lewat pesan singkat oleh salah
satu seniornya untuk menjadi penonton di acara itu dengan iming-iming uang Rp50
ribu dan makan gratis.
Menjadi penonton panggilan
untuk program televisi sudah kali kedua bagi Indah. Sebelumnya, ia juga pernah
menghadiri Konser Music Trio Lestari di
Trans TV karena tawaran salah satu temannya. Meski begitu, tak semua program
televisi Indah mau hadiri, ada alasan yang menjadi pertimbangan Indah. “Kalau
acara yang kaya Facebookers aku
enggak mau, apalagi kalau harus makai jas almamater,” tutur Indah, Minggu
(18/10).
Sama
halnya Indah, Melpi Nuryanti juga pernah menjadi penonton panggilan untuk salah
satu program televisi. Saat itu, ia bersama teman-temannya di Jurusan Ilmu
Perpustakaan (IP) FAH diminta oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) IP untuk
menghadiri Talk Show Kick Andy di Metro TV. Namun tak seperti
indah, Melpi kala itu tak mendapat tawaran uang.
Lain lagi dengan Rusnul Nur’ahlina Hanifi. Mahasiswa semester 5 Jurusan Tafsir Hadis (TH) Fakultas Ushuluddin (FU) itu sudah terhitung dua tahun aktif menjadi penonton panggilan di banyak acara televisi. Antara lain Mata Najwa di Metro TV, Debat Mahasiswa di Trans TV, dan Acara Stand up Comedy di Indosiar. Dalam sebulan, ia bisa 4-6 kali menjadi penonton panggilan.
Dari setiap acara yang hadiri,
biasanya Lina memperoleh uang kisaran Rp25-50 ribu plus makan gratis untuk satu
kali acara. Bahkan sudah sebulan terakhir, Lina juga diminta menjadi
koordinator untuk mencari mahasiswa yang tertarik menjadi penonton panggilan.
Untuk satu mahasiswa yang ia dapat, Lina dibayar Rp5 ribu. “Biasanya saya
mendapat Rp125 ribu dalam sekali nonton,” ujarnya, Jumat (16/10).
Bukan tanpa alasan Lina
masih aktif menjadi penonton panggilan sekaligus koordinator menarik penonton untuk
acara-acara televisi, selain mendapat uang, ia juga merasa senang dapat mengenal
orang-orang yang bekerja di sana. Lina berharap, di kemudian hari ia bisa juga
berprofesi di dunia pertelevisian.
Sudah
sebulan terakhir, Puput Fauzia diminta menjadi koordinator untuk mencari penonton
panggilan dari kalangan mahasiswa di program acara Stand Up Comedy di Indosiar. Untuk satu kali tayangan, Puput bisa
menarik 10-50 mahasiswa untuk menjadi penonton. Dengan jumlah itu, ia bisa
mendapat uang Rp50-250 ribu.
Sama
halnya Lina, mulanya Puput juga aktif menjadi penonton panggilan di acara-acara
televisi. Dan hingga kini, terhitung sudah dua tahun mahasiswa semester 5
Jurusan TH FU itu menjalani aktivitas sambilannya itu.
Meski
demikian, tak jarang Puput menemui kendala menarik mahasiswa untuk menjadi
penonton. Umumnya, mereka yang menolak karena tidak mendapat uang. Padahal, tak
semua acara televisi yang mencari penonton dari kalangan mahasiswa menyediakan
uang. “Tergantung acaranya, kalau acara Mata
Najwa meskipun mereka enggak dapat duit, peminatnya banyak,” kata Puput.
Sementara
itu, Ketua Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) UIN Jakarta, Eko Siswandanu
berharap, mahasiswa bisa selektif memilih acara televisi yang akan ditonton. Misalnya,
acara-acara yang dapat memberi wawasan dan pembelajaran kepada mahasiswa.
Pasalnya,
kata Eko, mahasiswa merupakan perwakilan kampus terlebih ketika mengenakan jas
almamater di acara televisi. Eko juga berharap, ke depannya pihak kampus bisa
menentukan acara-acara televisi yang layak untuk ditonton mahasiswa. “Kampus
kita bisa dinilai buruk apabila melihat mahasiswa mengenakan jas almamater
menghadiri acara komedi ataupun konser musik,” tutupnya, Rabu (21/10).
Ika Puspitasari