![]() |
Ilustrator: Eko Rambdani |
Oleh : Eli Murtiana*
Entrepreneur
menjadi sebuah jalan baru bagi rakyat Indonesia dalam memilih pekerjaan. Tidak
hanya terpaku pada dunia kerja alias menjadi karyawan suatu perusahaan atau
badan pemerintahan. Entrepreneur adalah jalan instan untuk menggapai
banyak impian yang membutuhkan materi seperti pergi keliling dunia dan lain
sebagainya. Yang tidak mungkin didapatkan dari penghasilan sebagai karyawan.
Indonesia
membutuhkan lebih dari dua persen jumlah penduduk yang memiliki usaha sendiri
untuk masuk kriteria sebagai negara maju. Saat ini, Indonesia berada di bawah
dua persen jumlah penduduk yang memiliki usaha sendiri. Lain halnya dengan
negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, di mana sudah dua persen
lebih penduduknya yang berwirausaha.
Maka
dari itu, pemerintah dengan berbagai upaya mendorong rakyatnya agar beralih
profesi menjadi entrepreneur. Seperti memberikan Kredit Usaha Rakyat
(KUR)dan mendorong masyarakat untuk tergabung dalam keanggotaan badan koperasi.
Minimnya
penduduk yang berwirausaha bukan sepenuhnya salah pemerintah, tetapi mental
rakyat yang sudah tertanam sejak dulu ialah mental pekerja. Dari kecil, anak di
sekolah sudah diajarkan untuk menjadi anak terpintar dengan iming-iming akan
menjadi pegawai nantinya. Begitupunsebaliknya. Mendidik anak untuk patuh
akan aturan bukan menjadi kreatif. Identik dengan sikap bawahan yang patuh
terhadap perintah atasan. Ini yang membuat masyarakat bermental pekerja bukan pembukalapangan
pekerjaan.
Bukan
hanya mental, tetapi masyarakat saat ini lebih banyak memikirkan kerugian atau risiko.Yang
terpenting bukan untung dan rugi dalam membuka suatu usaha tetapi pengalaman.
Karena jika ingin sukses bukan berapa kali kita jatuh tetapi berapa kali kita
bangkit dari kejatuhan itu. Berbeda halnya jika menjadi pegawai, kita tidak
perlu memikirkan untung-rugi. Bahkan saat tua nanti tetap terjamin dengan pesangon
dari pemerintah.
Selanjutnya,
bagus jika sudah sebagian masyarakat yang sudah berpikirmaju untuk membuka lapangan
kerja lewat usaha kecil. Saat ini adalah zamandi mana sudah modern semua serba
instan dengan pemanfaatan penuh teknologi digital. Bagi entrepreneur-entrepreneur
barusudah seharusnya memanfaatkanteknologiyang ada.
Banyak
kemudahan yang didapat, misalnyaketerbukaan informasi. Kemudian, membuka usaha
pun terbilang murah bahkan gratis dengan memanfaatkan media sosial yang ada.
Terlebih,dengan modal yang kecil bisa mendatangkan hasil yang maksimal. Tetapi
perlu diingat, barang yang dipasarkan harus sesuai dengan kebutuhan pasar yang
nantinya akan menarik konsumen.
Disinilah
kreativitas entrepreneur diuji, konsumen kini lebih tertarik dengan
sesuatu yang unik dan memberi manfaat lebih. Saat ini, yang dijual bukan hanya
barang tetapi fasilitas. Misal, ada restoran yang menjual makanan dibanding restoran
yang menjual dengan fasilitas Wifi. Mana yang
lebih dipilih, otomatis restoran yang bukan hanya menjual makanan tetapi juga
ada fasilitas lainnya.
*Penulis adalah mahasiswi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta