Kini pertumbuhan penduduk dunia semakin tidak
terkendali. Salah satu cara menekan pertumbuhan penduduk tersebut dengan
meningkatkan penggunaan alat pencegah kehamilan atau kontrasepsi. Namun saat
ini, alat-alat kontrasepsi yang sudah ada masih memiliki kekurangan dan harus
dikembangkan.
Demikian disampaikan salah satu dosen
jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Jakarta, Azrifitria, dalam acara simposium nasional
bertema “Contraception Facts: Related Problems and Technology Updates” di
Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Sabtu (7/11).
Azrifitria menjelaskan berbagai
penelitian dilakukan untuk menemukan teknologi kontrasepsi yang lebih baik dari
sebelumnya. “Dengan berkembangnya bidang genomik, proteomik, dan imunologi, diharapkan adanya pil atau kapsul
pencegah kehamilan sehingga alat kontrasepsi tak melulu seperti mirena, kondom,
dan nuvaring,” ujarnya.
Selain itu, Azrifitria berharap, penelitian
kontrasepsi pada berbagai generasi semakin berkembang. Selain itu, menurutnya,
adanya penyuluhan juga akan membawa pemahaman lebih baik tentang ilmu
reproduksi.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), Surya Candra menyatakan, kontrasepsi adalah pilihan keluarga
yang harus disediakan pemerintah, baik itu pelayanan, akses, maupun
keterjangkauan biaya. “Adanya motivasi bagi keluarga dalam melaksanakan
kontrasepsi akan mendorong kontinuitas, sehingga dapat mengurangi pesatnya pertumbuhan
penduduk,” ucap Surya.
Menurut Surya, keluarga juga berperan penting dalam
pertumbuhan penduduk. Pemahaman yang ditanamkan keluarga sebagai lingkungan
sosialisasi pertama bagi anak sangat memengaruhi pola pikir di masa depan.
“Keluarga merupakan agent of change
dalam melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan yang tepat,” lanjutnya.
Ketua pelaksana simposium, Ahmad Apriansyah
menjelaskan, acara simposium nasional ini adalah bagian dari Pharmacy Expo yang
diselenggarakan satu kali dalam setahun. Setelah acara ini, lanjut Apriansyah,
masalah urgensi bisa dibahas bersama lagi dengan BKKBN. Tak hanya itu, ia juga
berharap acara ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai tindakan
yang tepat soal kontrasepsi.
Salah satu peserta simposium, Sonia Warda Qostia
mengaku sangat puas bisa mendapatkan ilmu tentang kontrasepsi yang tidak ia
dapatkan di bangku perkuliahan. “Jurusanku (farmasi) lebih fokus kepada
obat-obatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, namun di acara ini dijelaskan
apa dan bagaimana kontrasepsi yang benar,” jelas Sonia.
NY