Entrepreneur
merupakan seseorang yang mampu membuka usaha sendiri sekaligus
membuka lapangan kerja bagi orang lain. Untuk meningkatkan perekonomian negara
Indonesia, mahasiswa dapat berwirausaha denganmenciptakan peluang baru untuk
mengurangi pengangguran di Indonesia.
Demikian
disampaikan oleh konsultan sekaligus Online Profit Coach, Suwandi Chow
dalam Seminar Entrepreneur yang bertajuk Be Responsible, Active, and
Vigorous Entrepreneur (BRAVE) di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
Sabtu (7/11). Seminar ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Kesehatan Masyarakat (Kesmas) UIN Jakarta.
Dunia
usaha, sambung Suwandi tidak mengenal waktu, masalah finansial, lokasi, dan
gaya hidup. Untuk berwirausaha, seseorang tak perlu menunaikan aturan tertentu.
“Semua bisa didapat gratis dan mudah,” ujarnya.
Menurut
Suwandi, penduduk Indonesia saat ini masih minim yang berprofesi entrepreneur,
yaitu di bawah dua persen. Berkaca pada negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura, dan Thailand sudah menginjak angka tujuh persen. Padahal
negara maju dapat dilihat dari seberapa banyak penduduk yang menjadi entrepreneur.
Minimnya
angka entrepreneur di Indonesia dinilai tak pantas mengingat banyaknya
kanal di media online untuk berwirausaha.“Lewat smartphone yang bisa menjangkau
milyaran orang lebih dalam satu waktu menambah kemudahan berusaha lewat bisnis
in sosial commerce era dan franchise online,” tambah Suwandi.
Poin terpenting untuk menjadi entrepreneur ialah punya mimpi besar,
kendaraan tepat, dan mentor tepat.
Senada
dengan Suwandi, CEO Durian Durio, Muhammad Marwan Hadidmenambahkan, berbisnis
tidak harus memiliki modal besar, “Bisnis itu bervisi, bagaimana caranya
seseorang dapat memutar uang yang dimiliki,” ucap Marwan. Ia mengungkapkan rahasia
sukses seseorang dalam berwirausaha adalah pantang menyerah.
Di
sisi lain, CEO Hijup.com, Diajeng Lestarimengungkapkan, dalam berwirasaha kita
harus mengasah kreativitas. “Zaman sekarang yang bisa bertahan adalah industri
kreatif tidak melulu industri pertambangan atau perminyakan yang memanfaatkan
sumber daya alam negara,” ujar Diajeng. Karenanya, masyarakat Indonesia saat
ini perlu berkarya kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dijual.
Ketua
Panitia Pelaksana Entrepreneur Festival 2015, Rifqi Zakiya Rahmani mengatakan,
seminar itu bertujuan mengajak mahasiswa khususnya mahasiswa FKIK agar tertarik
menjadi entrepreneur.“Biasanya, mahasiswa FKIK hanya tertarik bekerja
menjadi karyawan dinas kesehatan ataupun rumah sakit,” ujar Rifqi.
EM