Konsep manajemen Rumah Sakit (RS) berbasis
syariah di Indonesia sangat penting. Selain itu, peningkatan mutu pelayanan
kepada pasien RS juga perlu ditingkatkan
kembali. Hal tersebut diungkapkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dede Rosyada dalam acara seminar bertajuk “Rumah Sakit
Syariah 2015” di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan(FKIK), Sabtu(17/10).
Salah satu pembicara, Dadang Rukanta mengatakan
RS berbasis syariah di Indonesia perlu mengubah beberapa sistem manajemennya. Misalnya,
sistem yang berlandaskan agama serta
menambah kualitas kepegawaian RS Indonesia. “Mulai sekarang harus menerapkan
standar Sumber Daya Manusia (SDM) yang
mengerti agama biar mudah menerapkan RS
syariah” jelas Dadang selaku Wakil dlDirektur Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
Menurut Dadang, RS berbaris syariah ini akan
lebih membantu masyarakat umum dalam bidang pelayanan dan biaya
pengobatan. Seperti halnya pasien
tidak hanya sembuh dari penyakit jasmani saja, tetapi juga penyakit rohani
karena bentuk layanan RS yang lebih efektif. Tujuan utama RS berbasis syariah,
lanjut Dadang, bukan saja menguntungkan secara financial akan tetapi
diharapkan juga mendapat keuntungan secara spritual.
Pembicara lainnya, Ketua Bidang Bisnis dan Pariwisata Dewan Syariah Nasinal (DSN)- Majelis Ulama Indonesia (MUI), Endy M. Astiwara memaparkan, kendala
dalam manajemen RS syariah terletak pada SDM. “Mulai sekarang RS Islam perlu
memperhatikan kualitas para karyawan
dengan cara memberikan standar khusus
keagamaan,” ungkapnya.
Selain itu, Endy menambahkan RS
syariah terdiri dari tigamacam metode yaitu financial, spritual dan sosial. Oleh
karenanya, harus ada pembeda antara RS syariah dengan RS biasa. “Apabila hanya financial
yang dapat terkejar maka, tidak ada perbedaan dengan rumah sakit pada
umumnya” ujarnya.
Acara yang diselenggarakan oleh Prodi
Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, turut mengundang Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Dumilah. Ia menuturkan, RS yang akan
memberikan layanan kesehatan harus berkualitas sesuai dengan nilai syariah.
Terlebih, jika RS syariah sudah bekerjasama dengan Badan Zakat Indonesia
mungkin dapat mengurangi biaya pengobatan kaum miskin dan dhuafa. “Lebih pastinya
memberikan kualitas pelayanan yang tidak dipengaruhi tarif kelas” ungkapnya.
Ketua pelaksana, Rico Adiyatma mengatakan
acara tersebut sebagai bentuk realisasi manajemen RS Syariah yang sudah dibahas
dari dua tahun sebelumnya. “Kami
berharap masyarakat umum dapat mengetahui pentingnya RS syariah diwujudkan,”
ungkap mahasiswa semester tujuh itu.
Seminar tersebut nyatanya banyak mengundang
kalangan mahasiswa dan pegawai RS luar daerah. Salah satunya, mahasiswa FKIK
UIN Jakarta, Faiqoh Nazaria. Ia mengatakan
seminar ini sangat menarik agar termotivasi meningkatkan kinerja. “Semoga
dengan adanya seminar ini manajemen rumah sakit syariah secepatnya dapat diterapkan,”
katanya.
LS