Lukisan
berkanvas
bundar tergantung di dinding gedung A Galeri
Nasional (Galnas) Indonesia. Tampak tiga karakter menjadi tokoh utama dalam lukisan tersebut. Karya berlatarbelakang taman ini menggambarkan
satu keluarga yang sedang rekreasi.
Lukisan
berjudul Keluarga di
Taman Kupu-Kupu ini menampilkan sebuah
keluarga terdiri dari ayah,
ibu dan anak sedang menikmati suasana taman di tengah kota. Taman itu dipenuhi
kupu-kupu serta berbagai
macam tanaman yang
menghiasinya. Namun pada kenyataannya, taman di kota besar seperti Jakarta sudah tidak lagi nyaman
bagi keluarga. Taman yang ada pun sangat sedikit karena beralih menjadi
perumahan warga.
Kehidupan
di kota besar menuntut setiap individu mempunyai pekerjaan masing-masing. Hal
tersebut membuat sebuah keluarga di kota besar tak lagi utuh. “Satu keluarga pun terkadang tidak tinggal satu rumah,”
ungkap pelukis, Tatang Ramadhan, Kamis (15/10).
Sebuah keluarga, menurut Tatang, seharusnya
mempunyai waktu luang untuk berkumpul. Apalagi sarana hiburan seperti taman di
kota besar sudah berkurang. Maka dari itu,
sangat dibutuhkan sebuah tempat untuk berkumpul keluarga.
Bukan
hanya lukisan tapi ada juga beberapa
patung yang dipamerkan. Salah satunya yaitu patung
manusia yang sedang berdiri
menghadap ke sebuah urinarium. Patung
tersebut hanyalah kepala dan kaki saja tanpa badan.
Patung
tanpa badan itu
menggambarkan bahwa kepribadian orang Indonesia sudah tidak utuh. Manusia seharusnya dapat saling bersatu dan tidak merugikan
orang lain. Namun, kini banyak orang yang sudah merugikan orang lain seperti
pedagang yang seenaknya berjualan di trotoar tempat pejalan kaki.
“Saya menggambarkan orang Indonesia ya seperti itu, sudah tidak utuh,” kata
Tatang, Kamis (15/8).
Pameran tunggal bertema Disorde ini diadakan pada
6-18 Oktober 2015. Disorde yang
bermakna tanpa aturan, menggambarkan kondisi manusia yang sudah jauh dari
aturan. Pameran karya Tatang Ramadhan memamerkan
45 lukisan dan 6 instalasi patung. Tatang yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas
Seni Rupa dan Desain (FSRD) Intitut Teknologi Bandung (ITB) ini menggelar
pameran sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas pendidikan dikenyamnya dan edukasi
seni kepada anak muda Indonesia.
Pameran yang berlangsung selama 13 hari itu telah menarik banyak
pegunjung, bukan hanya dari Jakarta, tetapi
juga dari luar kota. Salah satunya pengunjung asal Semarang, Indah Dewi. Ia
mengatakan bahwa lukisan yang dipamerkan sangat menggambarkan situasi di Indonesia saat ini. “Dari
lukisan yang ada, banyak yang membingkai keadaan bangsa Indonesia,” ungkapnya,
Kamis (15/10).
Hal
senada juga diungkapkan pengunjung lain asal Jakarta, Bayu Ramadhan. Dirinya mengungkapkan,
karya Tatang sangat bagus dan menarik. “Banyak maksud yang ingin disampaikan dari
lukisan dan patung yang dipamerkan,” katanya, Kamis (15/10).
ER