Penyelenggaraan Orientasi Pengenalan
Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) 2015
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menuai
kontroversi. Senin (24/8) lalu, mahasiswa yang tergabung dalam Forum Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) menyatakan mengundurkan diri (walk out) dari pelaksanaan OPAK 2015. Sikap itu
mereka ambil lantaran menilai ketidakjelasan sistem OPAK tahun ini.
Selain itu, tidak adanya surat tugas dan
ketetapan yang jelas tentang kepanitiaan dari UKM, Senat Mahasiswa Universitas
(Sema-U), dan Dewan Mahasiswa Universitas (Dema-U) membuat birokrasi OPAK kali
ini dipertanyakan legalitasnya. Hal itu disampaikan Forum UKM dalam surat
pengunduran diri dari pelaksanaan OPAK yang ditujukan kepada Wakil Rektor
(Warek) III Bidang Kemahasiswaan, Yusron Razak, Selasa (25/8).
Ketua Sema-U, Eko Siswandanu juga
mempertanyakan, susunan kepanitiaan yang tertera pada buku panduan OPAK 2015.
Pasalnya, tidak ada perwakilan mahasiswa di dalamnya. “Hanya pimpinan, dosen,
dan karyawan. Jelas mahasiswa tidak dilibatkan dalam kepanitiaan,” jelas Eko,
Selasa (25/8).
Padahal, dalam Pedoman Organisasi
Kemahasiswaan (POK) tentang Pedoman Umum Orientasi Pengenalan Akademik
Perguruan Tinggi Islam Bab I Pasal 1 (5) telah dijelaskan, panitia adalah
penyelenggara OPAK yang terdiri atas unsur pimpinan, dosen, karyawan, dan
mahasiswa.
Eko bercerita, saat awal Juli lalu pihak
kemahasiswaan mengundang Sema-U dan Dema-U tanpa melibatkan UKM untuk
membicarakan evaluasi OPAK tahun lalu. Dan di bulan yang sama, juga membahas
tentang isi dan kerangka buku pedoman OPAK 2015. “Pada 5 Agustus 2015, kami
baru mengundang UKM untuk melakukan koordinasi terkait tempat dan dana yang
diperlukan saat OPAK 2015,” paparnya.
Kemudian, lanjut Eko, rapat diadakan kembali pada 19 Agustus 2015, yang dihadiri oleh Warek III, Wakil Dekan (Wadek) III setiap fakultas,
ketua OPAK, Sema, Dema, dan UKM. Rapat ini membicarakan mengenai checking akhir
untuk OPAK. Saat itu, UKM belum memutuskan untuk walk out dari OPAK 2015.
Hingga pada Senin, (24/8) UKM baru menyatakan mengundurkan diri dari
pelaksanaan OPAK.
Bendahara Korps Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI), Nida Ikrimah mengatakan, meski tidak mengikuti OPAK secara resmi, namun mereka
tetap berada di sekretariat melihat jalannya OPAK. “Jika ada yang sakit bisa
datang ke sekret kami. Tapi kita tidak akan memakai Pakaian Dinas Lapangan
(PDL) selama OPAK berlangsung,” ujarnya, Senin (24/8).
Senada dengan KSR PMI, UKM Pramuka juga
tidak berpartisipasi dalam pelaksanaan OPAK. Menurut ketua UKM Pramuka,
Wahyudin, saat ini UKM Pramuka tidak terlibat dalam proses upacara. Sebelumnya,
pihak rektorat sudah menyampaikan kerjasama terkait pelaksanaan OPAK, hanya
saja tidak melalui surat resmi.
Prinsipnya, kata Wahyu, UKM Pramuka
bukannya tidak ingin membantu pelaksanaan OPAK. Dirinya hanya ingin kejelasan
terkait surat perintah. “Sedangkan perintah dari kemahasiswaan hanya bersifat
tersirat,” tegas pria yang kuliah di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIKOM) ini, Kamis (27/8).
Di sisi lain, Resimen Mahasiswa (Menwa) Satuan Wira Dharma
tetap melakukan tugasnya dalam pelaksanaan OPAK. Perannya yakni protokoler dan
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) saat upacara pembukaan OPAK 2015.
Menurut Ketua Menwa, Fahd Althaf Machellio,
hal ini dikarenakan keputusan dari komando pimpinan pusat Jayakarta bersifat
mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. “Jika tahun lalu kita mengawal jalannya
OPAK secara keseluruhan, tahun ini hanya di upacara saja, sisanya tidak,” ucap
pria yang kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum ini, Rabu (26/8).
Menanggapi sikap UKM yang memilih walk out
dari OPAK 2015, Sekretaris OPAK, Masruri menyampaikan kekecewaannya. “Kami
sudah memberi waktu dan anggaran terkait pelaksanaan OPAK untuk pihak UKM, namun
alasan mereka memilih mundur sangat tidak jelas (tidak masuk akal)." katanya.
Namun di sisi lain, Yusron Rozak tetap menghargai sikap UKM yang
memilih mengundurkan diri dari pelaksanaan OPAK 2015. Pasalnya, perbedaan
pendapat wajar saja terjadi. “Sehingga ke depannya, hal tersebut dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk OPAK 2016,” tutupnya, Rabu (26/8).
EM & DP