Asrama
Putri (Aspi) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta baru-baru ini dihebohkan dengan kehilangan
beberapa barang berharga di salah satu kamar. Peristiwa ini terjadi pada 10
Juni 2015 lalu ketika penghuni kamar 206A sedang melakukan aktivitas di kampus.
Salah
satu penghuni kamar 206A, Linda Noviyanti mengatakan, teman kamarnya telah
mengikuti prosedur keamanan yang ada. Yakni, meninggalkan kamar dalam keadaan
terkunci serta menitipkan kunci kamar di pos satpam dekat pintu masuk Aspi.
Namun,
lanjut Linda, sore harinya ia mendapatkan kabar jika kunci kamarnya tak lagi
ada di pos satpam. Seketika ia langsung pergi ke kamar dan menemukan pintu
dalam keadaan terbuka dengan kunci yang tergantung di bagian dalam pintu.
“Awalnya
aku nggak tahu kalau barang-barang kami hilang. Tapi saat lampu kamar
dinyalakan, laptop dan notebook kami sudah tidak ada di atas kasur. Pun
kipas angin, tas, dan kerudung,” aku mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA)
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) ini, Kamis (2/7).
Pembina
Aspi, Nailil Huda Nuriz, langsung menindaklanjuti kasus tersebut. Akrab disapa
Bunda ini, langsung menggeledah semua kamar yang ada di Aspi. Selain itu, ia
juga mengajak semua penghuni Aspi untuk mengaji bersama guna mencari tahu
tersangka kasus pencurian tersebut.
Akhirnya,
tersangka pencurian berhasil dibekuk di Aspi Kedokteranpada 17 Juni 2015.
Berkat CCTV yang terpasang di dekat pintu masuk Aspi, pelaku bisa dikenali.
Dalam CCTV jelas, tersangka mengambil kunci saat satpam lengah. Pada 20 Juni
2015, langsung diadakan sidang yang menghadirkan keluarga tersangka, korban,
pembina asrama, dan satpam untuk diselesaikan secara kekeluargaan.
Kasus
kemalingan di Aspi bukan kali pertama. Pasalnya, hal tersebut pernah juga
terjadi pada 15 Mei 2015 lalu. Redno Novicta Sari, kehilangan laptop saat
dirinya tidak berada di Aspi. Saat itu, kamarnya dalam keadaan tidak terkunci.
Namun, hal tersebut tidak ditindaklanjuti oleh pihak Aspi dikarenakan letak kesalahan
berada pada penguni kamar yang dengan cerobohnya meninggalkan kamar tanpa
dikunci terlebih dahulu.
Hal
serupa pernah terjadi pada 2014. Salah satu penghuni Aspi, Rifka Indi,
kehilangan dompet berisi uang Rp860 ribu beserta tanda pengenal yang ia taruh
di dalam lemari. Pihak Aspi langsung menindaklanjuti kasus tersebut dengan
menggeledah semua kamar. Nahas, dompet tak ditemukan di manapun.
Tak
hanya di Aspi, kemalingan juga pernah terjadi di Ma’had Al-Jamiah. Dua laptop
dan dua telepon genggam milik Lukman Al-Hadi dan Ahmad Hamdani raib seketika
pada 6 Mei 2015 lalu di lobi lantai tiga Ma’had saat mereka tertidur. Tapi,
mereka lebih memilih untuk mengikhlaskannya dan tidak ingin menindaklanjuti
kasus tersebut.
Menanggapi
hal tersebut, satpam Aspi, Warsito menuturkan, kasus kemalingan merupakan
kesalahan dari penghuni Aspi dan satpam. “Penghuni Aspi harus hati-hati, pun
satpam nggak boleh lengah,” ujarnya, Kamis (2/7).
EM