Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta harus puas membawa pulang medali
perunggu dalam Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (Pionir) ke-VII di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palu, Sulawesi Tengah. UIN Jakarta meraih enam emas, empat perak, dan
empat perunggu dari 16 cabang yang diperlombakan. IAIN Serang berada di posisi
pertama dan IAIN Palu sebagai tuan rumah meraih posisi kedua.
Staf Kasubag
Bina Bakat Mahasiswa UIN Jakarta, R Trisno MR mengungkapkan, meski tak mampu meraih
juara umum, UIN Jakarta termasuk menonjol selama PIONIR yang berlangsung pada
18-24 Mei lalu. “IAIN Serang yang jadi juara pertama hanya menang di cabang catur
yang memperebutkan 12 medali. IAIN Palu hanya unggul satu emas dari kami. Padahal
UIN Jakarta hampir mendapatkan medali di setiap cabang,” tutur nya, Jumat
(29/5).
Sebagai acara
bergengsi yang diikuti seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) di Indonesia,
UIN Jakarta tak pernah meraih juara umum. “PTK lain mengharapkan UIN Jakarta untuk
kalah. Seluruh IAIN akan melakukan apapun untuk mengalahkan kami. Saat mereka mampu
mengalahkan UIN Jakarta, mereka seperti telah mengalahkan seluruh UIN di
Indonesia,” lanjut Trisno.
Kata Trisno, setiap
kontingen yang bertanding dengan Kontingen UIN Jakarta akan berusaha untuk
mengalahkan UIN Jakarta dengan jalan apapun. “Mereka tak ingin kami masuk
final. Mereka tak ingin melawan UIN Jakarta di final,” ujarnya.
Meski UIN
Jakarta jadi peraih medali terbanyak, tak sedikit peserta masih kecewa karena
belum maksimalnya perolehan medali. Salah satu atlet catur dari UIN Jakarta,
Wiguna Kurniawan mengeluhkan persiapan seleksi seperti alat catur masih kurang.
Padahal, tambahnya, catur merupakan bidang yang paling banyak menyumbang medali.
Sementara itu,
atlet catur lain, Soemantri juga kecewa karena tak adanya pelatih berkompeten
di beberapa bidang olahraga. Hal tersebut, lanjut Soemantri, menjadi pekerjaan
rumah pihak rektorat. “Pihak rektorat malah memberikan kebebasan kepada
masing-masing divisi untuk mencari pelatih. Jadi, kami sulit untuk mendapatkan
pelatih terbaik,” tukas Soemantri.
Dari semua
cabang, UIN Jakarta tidak meraih medali di cabang voli. Pelatih voli, Nanda
Irawan mengungkapkan, atlet voli sudah melakukan persiapan dengan baik. Namun,
mereka belum sempat menyesuaikan diri dengan kondisi tempat bertanding dan
mental mereka jatuh saat berhadapan dengan lawan. “Pemain harus sering
melakukan pertandingan persahabatan dengan universitas atau tim lain agar tahu
katakter lawan,” ujar Nanda, Kamis (28/5).
Nanda
menambahkan, tak adanya seleksi berkas untuk para atlet juga menjadi jalan PTK
lain melakukan kecurangan. “Kita tak tahu apakah atlet yang bertanding
benar-benar berasal dari universitas tersebut atau bukan. Validasi yang kurang
dari pihak panitia membuat tak sedikit PTK yang mengambil atlet daerah
masing-masing” tutur Nanda.
NYA