![]() |
(Sumber: Internet) |
Judul :
Marginalisasi dan Keberadaban Masyarakat
Penulis :
Catur Wahyudi
Penerbit :
Yayasan Pustaka Obor
Isi :
288 halaman
Terbit :
Cetakan pertama: Januari 2015
ISBN :
978-979-461-922-3
Tradisi civil society menentukan tingkat
keberhasilan kinerja institusi dalam sebuah negara. Hal tersebut menunjuk
kepada organisasi masyarakat yang
memiliki keberagaman budaya serta nilai-nilai keberadaban. Konsep ini pertama
kali diperkenalkan oleh Aristoteles dengan Istilah koinonia
politike, maksudnya, rakyat yang memiliki otoritas tertinggi dalam
permainan politik dan ekonomi.
Dalam perspektif
Islam, tradisi tersebut pertama kali dicontohkan Nabi Muhammad pada masyarakat
Madinah. Beliau membangun integritas masyarakat yang plural melalui pendidikan berkarakter.
Buku yang
ditulis oleh Catur Wahyudi ini, mengungkapkan konsep baru mengenai kemampuan
bertahan (survive), sebuah gerakan civil society yang menjadi korban
konflik dan termarginalkan. Penulis menggunakan pendekatan sosiologi agama,
dengan mengambil contoh kasus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Gerakan civil
society pada JAI mencakup motif dan orientasi gerakan serta nilai-nilai
budaya. Dengan kata lain, inti kekuatan dari gerakan JAI merupakan realitas empirik dari karakter Ahmadiah itu
sendiri. Eksistensi JAI sebagai civil
society tidak ditentukan oleh keberadaan tekanan dari luar, melainkan oleh
kekuatan nilai budaya yang menjadi kepribadian jemaatnya itu.
Buku setebal 228 halaman ini, menggambarkan
bahwa posisi JAI sebagai komunitas marginal dalam gerakan civil society memiliki keberdayaan, kemandirian, dan keberanian mempertahankan
keyakinannya. Sebagai gerakan keagamaan, Ahmadiyah termasuk kaum minoritas yang
dapat bertahan di tengah masyarakat.
Selain itu, penulis memaparkan bahwa
eksistensi gerakan civil society pada
komunitas Islam marjinal lebih ditentukan oleh nilai dan budaya civility. Fakta lainnya menunjukkan
bahwa JAI identik dengan global civil
society melalui pengkayaan keberadaban. Ada tiga civil society yang berbasis kepribadian Ahmadiyah yaitu, menguatkan
keberadaban ilahiyah, orientasi dan
perjuangan bernilai supranatural, serta mubahalah,
yakni berhakim kepada tuhan atas perbedaan paham dan keyakinan.
Buku ini ditulis dalam kajian sosiologi
agama, sehingga pembaca bisa melihat bagaimana civil society bisa tumbuh dalam komunitas marginal yang terus
menerus mendapat aksi kekerasan dan terabaikan.
Z