Suara
alunan musik membuka pertunjukan tari malam itu, Selasa (29/5). Delapan penari
muncul dari belakang panggung sambil membawa mangkuk berisikan potongan kertas
warna-warni. Dengan barisan rapi, para penari berdiam sejenak menunggu irama
musik yang mulai mengalun lembut. Tak lama, dua penari maju membuka barisan
yang selanjutnya duduk bersimpuh menghadap penari di belakangnya.
Lalu,
dua penari lainnya ikut maju dan bertekuk lutut membelakangi penonton. Setelah
4 penari membuka barisan, muncul penari utama maju melewati empat penari di
depannya. Kemudian ketiga penari lainnya membentuk formasi menghadap penonton.
Setelah
membentuk formasi yang apik, ke delapan penari yang berdiri diam menunduk
menatap mangkuk. Dengan tempo musik cepat, mereka menatap penonton dan
mengambil posisi duduk sambil memegang mangkuk yang disodorkan ke depan.
Setelah meletakkan mangkuk di tanah, mereka mulai mengangkat badannya sambil
merentangkan tangan.
Saat
tempo musik semakin cepat, penari berdiri sambil mengayunkan tangan ke samping
kanan dan kiri, sebagai lambang kekhidmatan ketika mempersilakan tamu untuk
duduk. Setelahnya, beberapa penari ada yang duduk sambil menggoyangkan badan dan
tangan mereka, sebagian lagi ada yang tetap berdiri.
Kemudian,
mereka semua mulai duduk dan mengambil mangkuk. Sambil memainkan isi dari
mangkuk tersebut mereka terus mengalunkan tangannya. Seluruh gerakan dalam tari
ini digambarkan sebagai ungkapan keikhlasan menerima tamu.
Dengan
penuh semangat, para penari menghentakkan kaki ke depan dengan mangkuk di kedua
tangannya. Kemudian tujuh penari kembali membuat barisan berjajar dengan
penari utama berdiri di depan. Penari tersebut berlalu pergi dan enam penari
lainnya berdiri memutar kemudian pergi mengikuti penari utama, tanda tari Ranup
Lampuan telah usai dipertunjukkan.
Tarian
yang diikuti oleh 8 orang penari Ranup Lampuan ini dipentaskan oleh Organisasi
Mahasantri Mahad (OMM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Untuk acara ini, OMM bekerja sama dengan sanggar tari OMM dalam rangka
memperingati perayaan Isra Mikraj dengan tema “Mutiara Hikmah dalam Kisah
Isra wal Mikraj”, Jumat (29/5).
Selain
memperingati Isra Mikraj, acara ini juga sekaligus muhadharah ‘ammah. Kegiatan
ini pun menyuguhkan penampilan dari para mahasantri UIN Jakarta. “Ingin menunjukkan
hasil dari pelatihan yang diikuti oleh mahasantri selama enam bulan terakhir,”
ungkap Ketua OMM periode 2015, Siti Rodiah.
Alasan
mengambil tari Ranup Lampuan, sambung Rodiah karena masih sesuai dengan tema
dari peringatan Isra Mikraj. Selain itu, tarian tersebut berasal dari kota yang
mayoritas penduduknya adalah umat Islam yaitu Aceh.
Dengan
meriahnya sambutan yang diterima dari kegiatan ini membuat sejumlah penonton
berdecak kagum. Di antaranya Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) semester 4, Siti
Masriah. “Acaranya keren, ngga nyangka anak mahad juga
bisa menari,” ungkapnya, Jumat (29/5).
EM