"Dung... dung... dung..." rebana mulai
ditabuh, alunan suara syekh mulai terdengar. Satu per satu dari lima
belas penari Ratoeh Jaroeh naik ke atas panggung dan berjajar rapi di sana.
Mereka mengenakan baju adat khas Aceh dipadukan dengan kain songket berwarna
kuning dan hijau, serta bulung teleng yang diikatkan di kepala.
Kelima belas penari duduk bersimpuh. Perlahan, gerakan
mereka yang pada awalnya lambat menjadi cepat mengikuti ritme rebana. Suara syekh
dan penari terdengar bersautan, terkadang salah satu di antara mereka bersuara
melengking di sela-sela tari.
Suara dentuman yang terdengar selama tari berlangsung,
berasal dari bunyi tangan yang ditepukkan ke dada, sesekali pada paha, serta
lantai panggung. Di tengah-tengah tari, beberapa penari merentangkan tangan,
dan penari lainnya menunduk, membentuk formasi yang apik.
Alunan rebana dan suara syekh sudah tak
terdengar, pertanda tarian sudah usai. Satu per satu penari mulai meninggalkan
panggung diikuti tepuk tangan meriah dari penonton.
Acara yang diikuti 21 tim penari Ratoeh Jaroeh
ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Kesehatan
Masyarakat (Kesmas) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan Saman Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Sabtu (9/5).
Saman Festival bertajuk Lets Preserve Our National Culture with Traditional Dance and Improve Our Health ini bertujuan
melestarikan budaya nasional dengan memperkenalkan tari tradisional. Alasan
mereka mengambil tari Ratoeh Jaroeh di antara banyaknya tari daerah karena di
FKIK terdapat sekelompok mahasiswa yang menggeluti tari itu.
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Saman Festival,
Cesil Magdalena. Menurutnya, acara ini sekaligus bertujuan untuk memperkenalkan FKIK
khususnya HMPS Kesmas kepada siswa SMA sederajat Se-Jabodetabek.
Tak hanya itu, tambah Cesil, beberapa stan makanan dan
aksesoris turut meramaikan acara ini. Makanan yang dijual harus higienis dan
sehat, sesuai dengan tema yang diusung. "Kita kan dari FKIK, tak hanya
memperkenalkan budaya. Kita juga harus menyajikan makanan yang sehat dan
bersih," ujar Mahasiswa HMPS Kesmas semester enam ini.
Salah satu peserta yang mengikuti acara Saman
Festival, Estaevilia mengatakan, mengetahui adanya acara tersebut dari broadcast.
Lantas, ia dan timnya yang mewakili SMA Negeri 9 Tangsel ini langsung mendaftar
dan berharap menang pada perlombaan kali ini. "Kita sering ikut lomba agar
Go International," katanya, Sabtu (9/5).
Triana Sugesti