Kini,
kedudukan wanita dan laki-laki sudah dianggap sejajar. Terbukti, banyak wanita
memegang peranan
penting dalam instansi maupun organisasi. Selain itu, wanita tak melulu
dipimpin, melainkan dapat juga menjadi pemimpin di kelompoknya.
Hal
itu diungkapkan Staf Walikota Tangerang Selatan, salah seorang staf ahli walikota, Ida Lidia, dalam Talkshow
Latihan Kepemimpinan Putri (LAPINTRI) Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta
bertajuk “Wanita Bersuara” di Auditorium
Harun Nasution UIN Jakarta, Jumat (29/5).
Ida mengatakan,
wanita juga harus ingat peran dan posisinya di rumah. Maksudnya, wanita harus
menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Pun istri yang berbakti bagi suaminya.
Di
sisi lain, menurut Salah seorang figur entertaiment, Puput melati, peran wanita
tidak lepas dari suami. Dengan kata lain, wanita juga membutuhkan figur
laki-laki untuk memberikan dorongan dan motivasi.
Berkaca
dari pengalaman, Puput merasakan sekali betapa pentingnya dukungan orang-orang
terdekat, terutama dari suami. Terutama
ketika menghadapi pelbagai persoalan belakangan ini. Semisal, saat suaminya
tersandung kasus penipuan. Selain itu, Puput juga meneladani beberapa wanita
yang hidup di zaman nabi, seperti Fatimah, yang ikut turun berperang dalam
Perang Uhud. Pun Siti Khadijah yang turut berjuang bersama Rasulullah dalam
menyebarkan agama Islam.
Senada
dengan Puput, Pengusaha Es Pisang Ijo, Rizka Rahmatiana mengatakan, wanita bisa
melakukan apapun sesuai kehendaknya dengan syarat dirinya harus bekerja keras.
Dukungan dari suami juga sangat diperlukan. “Tidak ada yang mustahil bagi
wanita,” ucap Rizka, Jumat (29/5).
Rizka
pun tidak selamanya selalu menghadapi kemudahan untuk mendapatkan apa yang dia
rasakan seperti sekarang ini. Setelah 10 kali Rizka mencoba, barulah ia
berhasil. Sebelumnya ia juga terkena penipuan hingga ratusan juta rupiah.
Tapi
dari pengalaman ini, tidak membuat Rizka berhenti untuk berusaha. Dia beranggapan,
semua yang telah terjadi merupakan suatu proses untuk mencapai keberhasilan.
Tujuan
diselenggarakan acara ini untuk menunjukkan kepada mahasiswa bahwa wanita juga
bisa melakukan apa yang kebanyakan laki-laki lakukan. Tidak hanya itu, acara
ini juga untuk menghapus paradigma Menwa yang lekat dengan pelatihan fisik dan
semi militer yang diperuntukkan hanya untuk laki-laki saja.
“Wanita juga bisa ikut berkontribusi di sini,”
ujar Vani Eshariyanti selaku Komandan Satuan Tugas Menwa UIN Jakarta.
AN