Akuntan Indonesia sudah
banyak yang tua dan jumlahnya juga sangat sedikit. Kenyataan ini Tidak sesuai dengan
kebutuhan akan tenaga akuntan yang sangat banyak di Indonesia. Padahal,
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), akan diberlakukan akhir 2015.
Hal ini disampaikan
oleh Sekretaris Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd) Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) Reskino dalam seminar bertajuk Pathaway Profesi Akuntansi Indonesia di
Teater lantai 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Senin (25/5). Acara ini merupakan
rangkaian acara Gebyar Lomba Akuntansi (GALAKSI) yang diselenggarakan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi UIN Jakarta.
Reskino mengatakan, MEA
bukan hanya sekedar pasar bebas semata tetapi momen ini merupakan ajang untuk
mengembangkan diri. Menurutnya, akuntan di Indonesia tidak hanya akan bersaing
dengan akuntan dalam negeri. “Tapi dengan akuntan negara lain,” tambah Dosen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Senin (25/5).
Untuk menghadapi MEA,
Sarjana Strata Satu (S1) Akuntasi harus mempunyai sertifikasi kompetensi.
Dengan adanya sertifikat tersebut, mereka dituntut untuk dapat melakukan
laporan keuangan untuk perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur. Salah satu pihak yang berhak menguji sertifikasi kompetensi ini di
Indonesia adalah IAI.
Senada dengan Reskino,
Dewan Nasional IAI Helianto menjelaskan, terdapat dua jalan yang bisa dilakukan
untuk mendapatkan gelar certified accountant (CA). yaitu dengan
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan
(PPAk) yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah. Setelah itu, mengikuti
ujian CA atau langsung mengikuti ujian CA yang diselenggarakan oleh IAI.
Ia menjelaskan, gelar
sertifikasi sangat penting dimiliki oleh seorang akuntan sebagai bentuk
profesionalitas. Tidak hanya itu, profesi akuntan, lanjutnya, memiliki banyak
konsentrasi, seperti akuntan managemen, akuntan pajak, audit dan lain-lain.
Menurut koordinator
acara Tuti Herawai, dengan seminar ini mahasiswa Akuntansi dapat mengetahui jalur yanga harus ditempuh setelah
lulus kuliah untuk mendapatkan gelar akuntan professional. “Selama ini
mahasiswa tidak mengetahui prosedur mendapatkan gelar ini,” ungkapnya, Senin
(25/5).
Mahasiswi Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fatimah mengatakan, acara ini membuat
ia mengetahui pentingnya profesi akuntan untuk menghadapi MEA. “Berbagai macam
profesi akuntan dapat diketahui,” katanya, Senin (25/5).
SF