Suasana
Balai Pusat Pengembangan Teknologi Pertanian, Serpong terlihat mulai
menegangkan jelang pergantian sore hari.“Hit!!” teriak seorang berkostum
tentara Amerika saat ditembak oleh musuhnya dengan menggunakan replika senjata
api. Sebelum perang, mereka pun menyusun strategi demi mengalahkan musuhnya.
Hal
itulah yang biasa dilakukan oleh klub Resimen Airsoft Tangerang Selatan (RATS)
di sela waktu berkumpul. Klub yang berada di bawah naungan Persatuan Olahraga Airsoft gun Indonesia (Porgasi) ini,
bertujuan untuk mewadahi orang yang tertarik dengan permainan airsoft gun melingkupi kota Tangerang
Selatan.
Berawal
dari hobi bermain airsoft gun Ferry
dan para pecinta airsoft gun
membentuk perkumpulan airsofter di
kota Pamulang, tempat tinggalnya. Segala kegiatan telah dilakukan dari kumpul
bareng serta membuka forum diskusi di situs internet Kaskus, klub ini juga banyak diminati oleh para pemuda.
Klub
yang dibentuk pada tanggal 6 Januari 2011 ini, dibina oleh Ajun Komisaris Besar
Polisi (AKBP) Ferry Setiawan dan Direktorat Polisi Udara Baharkam Polisi
Republik Indonesia (Polri). Perkumpulan yang tergabung dalam Spring Airsoft gunner Indonesia
(SAG-ID), juga turut mengikuti berbagai kejuaraan. “prestasi baru kami,
menjuarai lomba tembak reaksi tactical
shoot off,” tutur salah seorang anggota RATS, Agessa Adullah Muksid, Minggu
(29/3).
Syarat
untuk bermain airsoft gun, lanjut Ages, menggunakan sepatu,
celana panjang, serta kacamata pelindung yang tahan terhadap benturan proyektil
Ball Bearing (BB). Menurutnya, hal
tersebut dilakukan demi meminimalisir cidera dari pemain.
Saat
ini, 75 orang tercatat sebagai anggota RATS dengan anggota aktif sekitar 35 orang. Walaupun, anggota klub ini terbatas, mereka
tetap melanjutkan agenda pertemuan rutin setiap minggunya.
Bukan Senjata
Minimnya
pengetahuan publik mengenai permainan ini membuat airsoft gun dianggap berbahaya. Pernyataan itu diamini pula oleh
Ages, menurutnya, klubnya sering menjadi kambing hitam oleh berbagai
pemberitaan media yang tidak bertanggung jawab.
Ia
menjelaskan, banyak oknum salah menilai mengenai permainan ini. Airsoft gun tidak berbahaya karena yang
ditembakkan hanya sebuah bola plastik berukuran 6 milimeter yang tidak bisa menghancurkan
benda, kaca, atau melukai orang.“Salah besar jika publik menyebut mainan ini berbahaya,”
kata Ages.
Tidak
hanya itu, menurut Ages, airsoft gun
tidak dapat dimodifikasi menjadi senjata api. “Penggunaan orange tip (cat orange pada ujung laras) di replika mainan itu,
yang memberikan perbedaan antara senjata api dan mainan ini,” tutupnya.
Rizky Rakhmansyah