Di bawah
rintik-rintik hujan, seorang wanita paruh baya sedang menadahi air hujan ke
dalam tiga buah ember. Ia menunggu ketiga embernya penuh terisi air. Tergambar
jelas bagaimana ia menggunakan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Itulah
salah satu potret yang terlihat dalam pameran foto bertema Titik Balik
Evolusi Air Hujan karya Romo V Kirtijo.
Dalam foto
tersebut, Romo V Kirtijo mencerminkan warga Klaten, Jawa Tengah, yang
menghargai air hujan. Selain itu, terdapat foto tiga anak kecil sedang mengambil
air minum dari teko berwarna putih. Dalam teko tersebut terdapat alat untuk
mengubah derajat keasaman (pH) dalam air.
Di sisi kanannya,
tampak pula foto menggambarkan laki-laki yang mengenakan batik sedang memberi
penjelasan kepada warga terkait pemanfaatan air hujan. Sembari memberi
penjelasan, ia juga mempraktikan cara mengolah air hujan. Warga yang mengikuti
sosialisasi pun telihat antusias.
Pameran foto yang
berlangsung pada 31 Maret sampai 2 April 2015 di Bentara Budaya Jakarta (BBJ),
juga mengisahkan beberapa warga Klaten yang ikut serta menggunakan alat
pengolah air tersebut. Ada banyak warga yang menggunakan air hujan setelah ada
sosialisasi mengenai air hujan.
Salah satu crew pameran foto, Alex Sius mengatakan,
pameran foto yang digelar di BBJ itu menggambarkan bahwa sesungguhnya air hujan
itu mempunyai banyak manfaat. Misalnya, warga Klaten yang sudah mengolah air
hujan menjadi air minum.
Alex
menambahkan, acara pameran foto ini juga bertujuan untuk mengubah pola pikir
masyarakat kota tentang air hujan. Padahal, setelah diteliti dan diolah oleh
peneliti, air hujan dapat menjadi air minum yang dapat dikonsumsi dengan cara
yang mudah. “Kita ingin pandangan buruk masyarakat tentang air hujan hilang
karena air hujan sebenarnya memiliki
banyak manfaat,” ujarnya,
Kamis (2/4).
Salah satu
pengunjung asal Cibubur, Marya Kurnia, mengatakan foto-foto yang dipamerkan
sangat menarik. “Tergambar secara jelas bahwa air hujan dapat digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari,” kata Marya, Kamis
(2/4).
Ika Puspitasari