Judul :
2
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : Grasindo
Isi : 418 Halaman
Terbit : Juni 2011
ISBN : 9789790815629
“Dan...langkah kaki yang menopang tubuh besar itu
pun mulai berlari, menyusuri udara biru subuh yang bergerak, tanah merah basah
yang dipijaknya. Semakin cepat dan semakin cepat, pipi seperti dua buah apel
itu mulai memerah. Seperti biasa, peluh mengalir deras, terus membasahi
training merahnya. Gusni tertunduk... Seperti hidup yang tidak sempurna, kamu
mencintainya dengan tidak berputus asa...”(Gusni Annisa Puspita 2: 413)
Petikan paragraf
dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro
di atas menggambarkan semangat hidup yang datang dari dalam diri seorang
perempuan bernama Gusni Annisa Puspita. Sejak lahir, Gusni mengidap penyakit
genetis. Ia lahir dengan berat badan di atas normal.
Penyakit yang
diderita Gusni ialah obesitas. Seiring
bertambahnya umur Gusni, bertambah pula berat badannya. Walaupun dokter telah
memvonis umur Gusni takkan panjang dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan
penyakitnya, ia tetap semangat
memperjuangkan hidupnya.
Gusni tumbuh dalam
lingkungan keluarga yang mencintai bulu tangkis. Ayah Gusni berprofesi sebagai
produsen kok. Sementara itu, kakak perempuan Gusni, Gita Annisa Srikandi,
seorang atlet bulu tangkis kebanggaan Indonesia. Gita kerap menyabet kejuaraan
bulu tangkis di berbagai perlombaan tingkat nasional maupun internasional.
Sedari kecil,
perempuan bertubuh besar yang tak kenal menyerah itu, ingin menjadi atlet bulu tangkis
seperti kakaknya. Gusni ingin memegang raket yang sebenarnya, bukan raket
nyamuk yang selalu ia bawa lantaran dirinya berdarah manis dan disenangi nyamuk.
Ia mau ayah dan ibunya tersenyum bangga ketika ia memenangkan kejuaraan bulu
tangkis, seperti yang telah dilakukan oleh Gita selama ini.
Sayangnya, tubuh
besar Gusni menjadi penghalang dirinya untuk mengikuti jejak kakaknya. Di mana “kelebihannya”
adalah keterbatasannya, Gusni harus latihan lebih keras daripada kebanyakan
orang.
Kebiasaan
menonton Gita bertanding, ternyata membuat Gusni memahami teknik dan strategi
bermain bulu tangkis. Pelatih bulu tangkis yang kebetulan juga melatih Gita
saat itu, melihat potensi pada diri Gusni. Akhirnya Pak Pelatih memutuskan
untuk memasukkan Gusni dan beberapa pemain junior lainnya ke dalam Tim Nasional
Putri Indonesia pada kejuaraan bulu tangkis melawan peserta lain dari berbagai
negara.
“Ke setiap diri di depan saya...hari ini, saya
bilang...jika kamu punya impian, impian besar dan begitu bermakna, kekuatan
imajinasi manusia yang luar biasa, tetapi kamu tidak sedikit pun bekerja keras,
tidak sedikit pun meneteskan keringat untuk memperjuangkan impian kamu,...buat
saya kamu hanyalah pembual nomor satu bagi diri kamu sendiri.”(Pak Pelatih
dalam 2: 314)
Pak Pelatih
dengan kata-katanya yang selalu membakar semangat srikandi-srikandi muda itu, optimis
bahwa anak didiknya kelak akan meraih kemenangan. Tak pernah ia meragukan
kemampuan anak didiknya, apalagi Gusni. Pak Pelatih pernah berkata kepada ayah
Gusni, “Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia karena Tuhan sedikit pun
tidak pernah,” ujarnya.
Selain
menyuguhkan kisah yang sangat menginspirasi, novel yang mendapat predikat National Best Seller 2011 ini juga
memberikan gambaran pertandingan bulu tangkis kepada para pembaca. Gaya bahasa
yang sederhana mampu menggugah semangat nasionalisme pembaca.
Begitu membaca
judulnya, pembaca dibuat penasaran oleh angka dua yang tertera dengan jelas di cover novel. Arti angka dua sengaja
penulis selipkan di bagian akhir novel. Melalui novel 2, Donny mengajak pembaca untuk mencintai impian, keluarga, dan
Indonesia.
Jeannita Kirana