Banyak masyarakat Indonesia
yang tidak tahu cara mengakses perencanaan anggaran. Padahal, perencanaan dana
publik harus diinformasikan kepada masyarakat luas dan boleh diakses
siapapun.
Hal itu diungkapkan
oleh anggota Komisi Informasi Pusat (KIP), Rumadi Ahmad dalam diskusi publik “Where Does
Our Money Go?” di Aula Student Center Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Kamis (5/3).
Ia menambahkan, publikasi
proses perencanaan anggaran sangat penting karena termasuk informasi publik
yang bebas untuk diketahui. Pernyataan tersebut tertera dalam Undang Undang (UU)
keterbukaan Informasi Publik (KIP) NO. 14 tahun 2008.
Rumadi melanjutkan, UU KIP merupakan UU yang mengatur tentang
transparansi informasi publik termasuk anggaran, “Seluruh Informasi harus terbuka dan bukan rahasia
negara,” paparnya.
Dalam diskusi ini,
hadir pula Sekretaris Jendral (Sekjen) Sekretariat Nasional (Seknas) Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra),
Yenny Sucipto. Ia mengatakan, Fitra ingin mengawal proses perencanaan anggaran
negara bersama masyarakat. “Kontribusi terbesar untuk anggaran, itu berasal
dari rakyat,” ungkapnya.
Selain itu, Yenny juga
menyayangkan peran masyarakat yang masih sangat minim dalam mengawal proses penganggaran
dana baik pada tingkat pemerintah pusat maupun
daerah.
Serupa dengan Yenny,
salah satu Peneliti Fitra Ahmad Taufik, mengungkapkan, perencanaan anggaran
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, harus sesuai dengan kesepakatan
masyarakat. ”Jangan sampai ada anggaraan yang dikeluarkan tidak sesuai
faktanya, seperti yang selama ini terjadi,” katanya.
Taufik juga
menegaskan, tidak ada satu pun regulasi yang menyatakan anggaran adalah dokumen
rahasia negara, “Segala rincian anggaran bisa diketahui oleh semua orang termasuk
rakyat sipil,” tegasnya.
Salah satu peserta
diskusi Irham Mudzakir, mengatakan, acara ini sangat positif dan juga
bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa, bahkan untuk masyarakat. “Tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai anggaran pun masih sangat rendah,“ ujar Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini.
Yasir Arafat