“Jangan jauhi orangnya namun, jauhi virusnya”. Para penderita HIV/AIDS
sering sekali menerima perlakuan buruk. Mulai dari diskriminasi hingga
dikucilkan dari lingkungannya. Para pengidap HIV/AIDS atau sering disebut juga
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), sebenarnya tak harus dijauhi. Justru mereka harus
didukung dan diberikan semangat.
Pesan itu lah yang disampaikan dalam acara ODHA
Among Us : Road To Zero Discrimination di Auditorium
lantai 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Jumat (19/12). Acara ini juga mendatangkan beberapa ODHA sebagai salah satu
pembicara.
Salah satunya Melati (nama samaran), ia
bercerita,
bukan hanya masyarakat sekitar yang
mengucilkannya. Tetapi,
hampir semua keluarga terdekat menjauhi dirinya lantaran ia positif terjangkit
virus HIV.
Sama halnya
dengan Melati, Bunga (nama samaran) juga merasakan perlakuan yang sama terlebih
oleh orang tuanya. Ia menderita HIV saat mengandung.
Anak dalam kandungannya pun menjadi korban virus ganas tersebut. “Saya takut jika terjadi
sesuatu pada anak saya nanti” katanya, Jumat (19/12).
Ia dan ODHA
lainnya hanya mengharapkan dukungan dari orang-orang terdekat, karena memang
sebenarnya tidak ada yang menginginkan penyakit ini ada. Bunga juga mengeluhkan, masih banyak orang yang mengganggap HIV/AIDS
mudah menular.
Padahal penularan virus HIV/AIDS ke sesama manusia terbilang sulit. Seperti
yang diungkapkan, Dina Nurul Istiqomah, Intership
Doctor of Papua menjelaskan, penularan virus HIV hanya melalui darah. Misalnya, pemakaian jarum
suntik yang sudah tercemar HIV juga dapat
menimbulkan penularan.
Ia menambahkan, kegiatan seperti berjabat tangan, senggolan, makan sepiring
bersama, berenang, dan lain sebagainya tidak akan menularkan virus HIV/AIDS. “Intinya penyebaran
penyakit AIDS nggak segampang itu kok,” katanya.
Selain mengurangi
persepsi masyarakat akan penularan HIV/AIDS, kegiatan ini diadakan guna memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1
Desember lalu. Center
for Indonesian Medical Students Activities
(CIMSA) UIN Jakarta mengajak mahasiswa khususnya Program Studi
Pendidikan Dokter (PSPD) untuk sama-sama merubah paradigma masyarakat untuk tidak
mendiskriminasi
ODHA.
Ketua CIMSA UIN Adhicita Khaira menuturkan,
ODHA memiliki hak yang sama sebagai masyarakat yakni bersosialisasi bersama.
Bukan malah diasingkan oleh masyarakat apalagi keluarga terdekatnya. ”Persepsi
yang memang harus secepatnya diubah,” ujarnya, Jumat (19/12).
TS