Sebuah benda mungkin dinilai dari kegunaannya. Namun,
Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014
membuat beberapa benda yang kini saya miliki menjadi sesuatu yang bermakna.
Beberapa benda yang saya miliki tersebut mungkin biasa saja bagi kebanyakan
orang. Tetapi bagi saya, benda-benda tersebut bersejarah dan bermakna.
Ada tiga benda berbeda yang bermakna bagi saya dan
menyatu dalam kegiatan OPAK. Tiga benda tersebut mempunyai cerita yang
berlainan, namun tetap berhubungan dengan kemeriahan pelaksanaan OPAK.
Benda-benda itu adalah batu, kaleng minuman, dan novel.
1. Batu (Rasa Gugup)
Sebuah batu yang saya ambil di sekitar gerbang samping
UIN mempunyai cerita tersendiri bagi saya. Sebuah batu berbentuk segitiga telah
menjadi pelampiasan rasa gugup yang saya rasakan saat melakukan geladi resik
upacara pembukaan OPAK Tahun 2014. Meski bukan acara utama, rasa gugup itu
hadir karena saat itulah pertama kalinya saya bersama teman dalam Pasukan
Pengibar Bendera UIN yang lain tampil di hadapan kurang lebih 4500 mahasiswa
baru. Tidak ada waktu untuk merasa gugup, karena rasa itu hanya akan mengganggu
konsentrasi. Itulah alasan, kenapa saya mencari sebuah batu untuk menyalurkan
rasa gugup saya--selain untuk mengeratkan kepalan tangan. Hingga saat ini, batu
itu tetap saya simpan untuk mengingatkan pengalaman yang pernah saya alami itu.
2. Kaleng (Rasa Berani)
Cerita ini terjadi saat OPAK Fakultas 29 Agustus 2014
lalu. Saya mendapat sebuah hadiah minuman kaleng produk susu, setelah saya
berani bertanya. Saat itu, tengah
diadakan pengenalan dan penjelasan mengenai tugas dekan dan wakil dekan. Seusai
menjelaskan, panitia menyilakan para peserta OPAK untuk bertanya soal hal yang
belum jelas. Tak banyak yang mengangkat tangan untuk bertanya, mungkin karena
takut atau ragu, se-perti saya. Awalnya, hanya satu orang yang mengangkat
tangan, namun karena saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada,
akhirnya saya juga mengangkat tangan dan menjadi orang kedua yang bertanya,
disusul satu orang teman lainnya.
Untuk mengajukan pertanyaan, kami bertiga maju ke
podium dan berhadapan langsung dengan para pe-tinggi fakultas. Rasa gugup
mungkin ada, namun saya memantapkan hati untuk berani bertanya.
Sesuatu yang tidak dapat saya lupakan. Setelah itu,
kami para penanya diberikan hadiah oleh dekan satu kaleng minuman susu. Meski
ragu, apakah saya tidak salah dengar? Itu suatu kesempatan yang langka, menurut
saya pribadi sebagai mahasiswa baru.
3. Novel (Rasa Penasaran)
Saya suka membaca. Saya senang dengan buku, terlebih
novel. Oleh karenanya, benda inilah yang paling berkesan bagi saya. Saya
mendapat novel saat acara sharing alumni berprestasi dalam OPAK Jurusan tanggal
29 Agustus 2014. Sungguh hal yang tidak pernah saya duga, karena saya mendapatkannya
lantaran rasa penasaran yang saya tanyakan langsung kepada alumni. Saya sedikit
kaget mendengar beliau menyebut nama saya agar maju ke depan untuk me-nerima
novel karena telah bertanya.
Bagi saya, inilah kejadian sekaligus benda yang paling
berkesan saat OPAK tahun 2014 ini, apalagi buku adalah hadiah terbaik yang
pernah diberikan.
Itulah cerita mengenai ketiga benda yang bersejarah
bagi saya dalam pelaksanaan OPAK. Mungkin terlihat terlalu naif atau
berlebihan, namun setiap orang memiliki pandangan berbeda. Inilah pengalaman
yang paling berkesan bagi saya dalam OPAK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2014 ini.
*Penulis adalah pemenang lomba esai
#CeritaOPAK