Pengumuman
hasil verifikasi calon Dewan Mahasiswa (DEMA), serta Senat Mahasiswa (SEMA)
Universitas, Fakultas dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang dilakukan oleh
Komisi Pemilihan Umum (KPU) diundur selama dua hari, dari Rabu (19/11) menjadi
Jumat (21/11). Hal tersebut memberi efek domino pada jadwal Pemilu Raya
(Pemira), yang seharusnya dilaksanakan pada Selasa (25/11) diubah menjadi Senin
(1/12).
Lambannya
proses verifikasi tersebut, menuai aksi protes dari kalangan mahasiswa. Mereka
yang tergabung dalam Aliansi Aksi Mahasiswa Peduli Demokrasi (AAMPD) melakukan
aksi di depan Gedung Kemahasiswaan, Jumat (21/11). AAMPD menuntut agar pihak
KPU segera mengklarifikasi penyebab telatnya pengumuman hasil verifikasi DEMA,
SEMA, dan HMJ. Tak hanya itu, mereka juga mengeluhkan proses verifikasi yang
tidak transparan.
Koordinator
aksi AAMPD, Fatha Yasin mengatakan, aksi dilakukan karena lambannya
penghitungan pengumuman hasil verifikasi yang dilakukan KPU. “Yang menentukan
waktu verifikasi adalah KPU. Namun, mereka juga yang melanggarnya,” ucap
mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
Fatha
menilai, verifikasi yang dilakukan KPU juga tidak transparan. Harusnya KPU melibatkan
saksi serta tim sukses dari para calon, anggota Badan Pengawas Pemilu
(Banwaslu) serta Kelompok Pemungutan Pemilihan Suara (KPPS) dari masing-masing
fakultas. “Nyatanya, verifikasi hanya dilakukan oleh pihak KPU secara
tertutup,” ucapnya.
Senada
dengan Fatha Yasin, Ketua AAMPD, Rafsan Muhammad mengatakan, seharusnya dalam
verifikasi setiap bakal calon DEMA, SEMA, dan HMJ hadir dan melihat untuk
mengetahui apa saja berkas yang kurang. “Ada calon yang mempertanyakan
keabsahan dari verifikasi tersebut,” ujar mahasiswa Jurusan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Menurut
Rafsan, penundaan pengumuman hasil verifikasi tidak hanya berdampak pada jadwal
Pemira saja, tapi juga berdampak pada jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) mahasiswa.
“Jadwal UAS pasti akan diundur, konsentrasi para calon juga akan terpecah. Mahasiswa
menjadi korban karena pengunduran jadwal ini,” ucapnya.
Menanggapi
keterlambatan pengumuman hasil verifikasi, Ketua KPU Hilman A Hakim menuturkan,
tim verifikasi yang hanya berjumlah enam orang butuh penambahan waktu untuk
mengecek serta menilai keaslian data dari para calon secara seksama dan
mendalam.“Tim verifikasi sudah bekerja keras,” ujarnya.
Hilman
juga membantah tidak transparannya proses verifikasi yang dilakukan KPU. Menurutnya,
verifikasi yang dilakukan sudah sangat transparan. Jika ada calon yang gagal
lolos verifikasi, mereka dapat mendatangi KPU untuk meminta penjelasan. “Kami
membuka gugatan terkait hasil verifikasi untuk memperjelas kondisi mereka,”
ucapnya.
RR