Agar civitas
akademika dapat menikmati layanan internet, maka Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta menyediakan fasilitas Wireless Fidelity (Wi-Fi) yang tersebar di wilayah kampus. Meskipun
begitu, ketidakmerataan fasilitas Wi-Fi
masih dirasakan oleh beberapa mahasiswa
UIN Jakarta.
Seperti yang
dialami oleh mahasiswa Jurusan Teknik Informasi Fakultas Sains dan Teknologi,
Muhammad Mubin. Ia mengatakan, dirinya sering kesulitan untuk terhubung dengan Wi-Fi saat mengerjakan tugas di kampus.
Mubin
mengharapkan adanya sosialisasi tentang sistem Wi-Fi di UIN Jakarta. Sehingga mahasiswa tidak kesulitan dalam
menggunakan Wi-Fi. Jadi, mahasiswa
yang berada di lingkungan kampus bisa menikmati fasilitas Wi-Fi secara menyeluruh.
“Seharusnya
dimanapun tempatnya selama di kampus, kita bisa terkoneksi dengan Wi-Fi. Menurut saya, fasilitas Wi-Fi perlu dimeratakan biar seluruh mahasiswa bisa menikmati
layanan internet yang disediakan pihak kampus. Apalagi sekarang kan UIN sudah bekerjasama dengan Google,” katanya, Selasa (28/10).
Hal serupa juga
dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Rizal Asror. Menurutnya,
selain tidak merata, sinyal Wi-Fi di
kampus UIN Jakarta juga dirasa lemah. Akibatnya mahasiswa yang sedang mengakses
internet sering terputus.
“Wi-Fi memang tersebar di sekitar kampus,
tapi mahasiswa banyak yang tidak dapat menikmati fasilitas itu. Sebab, Wi-Fi hanya ditempatkan di titik-titik
tertentu saja, sehingga sinyalnya lemah,” jelas Rizal, Rabu (29/10).
Padahal, tambah
Rizal, layanan internet sangat penting untuk menunjang perkuliahan mahasiswa.
Selain itu, mahasiswa dapat mencari buku-buku yang tidak ada di perpustakaan,
serta mendapatkan informasi penting seputar mata kuliah.
Menanggapi hal
itu, Direktur Pusat
Informasi dan Pengolahan Data (PUSTIPANDA)) UIN Jakarta,
Husni Teja Sukmana memaparkan, pemakaian bandwidth
internet yang berlebihan menjadi penyebab utama kelemahan dan kegagalan untuk terhubung
dengan sinyal Wi-Fi.
“Banyak
mahasiswa yang menggunakan internet untuk mengunduh film
atau bermain game dengan kapasitas bandwidth yang lebih besar. Jadi,
mahasiswa lain tidak kebagian Wi-Fi,”
papar Husni, Selasa (28/10).
Husni melanjutkan, untuk pemerataan pengguna Wi-Fi di kampus, pihaknya melakukan controlling pada pengguna Wi-Fi. Agar, mahasiswa yang ingin terhubung dengan internet tidak limited access. Saat ini, menurut Husni, setiap mahasiswa yang ingin memakai Wi-Fi harus log in menggunakan nomor induknya. Hal demikian bertujuan untuk bisa mengontrol seberapa besar bandwidth yang dipakai.
“Enggak semua
orang bisa pakai Wi-Fi seenaknya dan
menggunakan bandwidth yang
berlebihan. Bila terjadi, kami akan langsung menindaknya. Maka dengan adanya controlling itu, semua mahasiswa jadi
kebagian. Jangan sampai ada yang mau terhubung ke Wi-Fi malah limit,” tutur Husni.
JK