Tak lama lagi
Indonesia tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Upaya terus dilakukan
pemerintah dengan perbaikan disektor ekonomi seperti pemberdayaan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Dalam persiapannya, UKM diharapkan dapat meningkatkan
kualitasnya agar mampu bersaing dengan usaha-usaha lainnya.
Di samping
pemberdayaan UKM, dilakukan pula peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). “Saat ini, pemerintah sedang berusaha meningkatkan SDM melalui pendidikan
dan latihan, serta memudahkan akses ke sumber-sumber pembiayaan,” ujar Triana
Hendrani, Kepala Bagian Tenaga Jangka Pendek Kementerian Koperasi (Kemenkop)
dalam seminar nasional Kesiapan Koperasi dan UKM dalam Menghadapi MEA 2015,
Rabu (1/10).
Ia menjelaskan,
latar belakang program peningkatan kapasitas SDM adalah UU No.20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data dari Kemenkop
dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, perdagangan usaha besar berjumlah
5000,6; usaha menengah berjumlah 52000,1; usaha kecil berjumlah 654,2 ribu;
serta usaha mikro berjumlah 57,189 juta.
pelaku usaha pada usaha besar dengan usaha kecil.
Dari data
tersebut nampak terjadinya kesenjangan
antar pelaku usaha kecil dengan usaha besar. kesenjangan ekonomi yang besar
disebabkan terjadinya ketidakseimbangan sumber daya.“Beberapa ketidakseimbangan
sumber daya itulah tidak sesuai standar kompetensi, ilmu pengetahuan dan
teknologi, sistem informasi dan manajemen, pembiayaan perbankan lembaga keuangan,
serta pasar dan jaringan pemasaran,” papar Triana.
Untuk mengatasi
terjadinya kesenjangan diperlukan adanya peningkatan sumber daya dan sumber
pembiayaan bagi koperasi usaha mikro kecil. Ia menambahkan, pemberdayaan usaha
mikro kecil tidak mungkin dilakukan secara individual melainkan kelompok. Untuk
penataan lembaga usaha mikro kecil bisa melalui koperasi atau melakukan
pembinaan secara mentoring, konsultasi usaha, dan pendekatan cluster bisnis.
Sementara itu,
Doni Wibisono, selaku komite kerjasama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
(GAPMMI) menjelaskan, pemerintah akan mengadakan kursus pelatihan untuk
mengembangkan jiwa pengusaha. Hal tesebut bertujuan untuk menjadi pengusaha,
seseorang harus mempunyai ide yang kreatif dan mempunyai mentalitas kuat dengan
memanfaatkan kondisi geografis Indonesia, bahkan selera masyarakat.
“Penempatan
tempat untuk membuka usaha juga penting. Lokasi strategis membuat usaha yang
dikembangkan dapat berkembang, barang yang dijual juga harus memiliki inovasi
serta mempunyai ciri khas tertentu,” tutur Doni.
Senada dengan
Doni, Anasrudin ketua pelaksana seminar mengatakan, seminar ini bertujuan untuk
membekali mahasiswa dalam menghadapi MEA di bidang kewirausahaan. Ia menjelaskan,
dengan adanya MEA pada tahun 2015, masyarakat Indonesia harus lebih terpacu
dalam menghadapi pasar bebas.
RR