Jumat (24/10),
Hall Student Center (SC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tadinya berupa lapangan kosong kini bernuansakan kafe. Panggung
musik di sebelah kanan lapangan dan susunan meja makan beserta bangkunya
tertata mengisi lapangan tersebut. Disediakan pula tempat untuk memesan makanan
bagi pengunjung dan dapur kecil di samping kiri lapangan.
Komunitas Musik
Mahasiswa (KMM) Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (RIAK) UIN Jakarta tahun ini
kembali menyelenggarakan Cafe Tiban dalam rangka menuju acara puncak ulang
tahun RIAK ke-16. Tema yang diusung Cafe Tiban tahun ini adalah Respect The B16 Music.
Berbagai lampu
panggung warna-warni menambah suasana “kekafean” Hall SC UIN Jakarta sore itu.
Satu per satu pengunjung mulai memenuhi Hall SC UIN Jakarta dan acara pun
dimulai. Penampilan pertama sore itu diisi oleh calon anggota proses genitika
(progeni) angkatan ke-12 KMM RIAK dengan genre
musik pop. Kemudian dimeriahkan dengan penampilan band dari Cibubur,
Emoticon dengan genre musik Rock dan TRIAK, Band RIAK
angkatan ke-11.
Acara ini juga
turut dimeriahkan dengan penampilan para finalis Riakustik Festival 2014. Lima
finalis yang terpilih yaitu Etnikita dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Sky Friday dari Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH), Patin Band dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Nattan Band dari Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi (FIDKOM), dan Jane & Three Wise Guys dari Fakultas Psikologi.
Band yang
terpilih sebagai pemenang Grand Final Riakustik 2014 kali ini adalah Patin Band
dari FEB. Menurut Muhammad Adzee Ridwan, manager Wali Band selaku Juri Grand
Final Riakustik, Patin Band terpilih sebagai pemenang sebab band tersebut
paling memenuhi syarat, “Patin kita pilih sebagai pemenang, karena Patin paling
mewakili konsep akustikan yang juri harapkan serta lebih kompak daripada Band
lainnya,” ujar Adzee, Jumat (24/10).
Selesai sesi
akustikan, dilanjut dengan musik metal yang dibawakan oleh Satria Baju Hitam
(SBH), salah satu Band andalan KMM RIAK. Disambung dengan Coaching Clinic Guitar oleh Beben Jazz yaitu belajar musik jazz
lewat gitar. Dalam coaching clinic tersebut,
Beben Jazz mengenalkan kepada para pengunjung, ilmu dasar mengenai musik serta
perbedaan musik Jazz dengan musik lainnya. Menurut Beben Jazz, musik Jazz harus
memiliki unsur swing feel, blues note, syncopasi, dan Improvisasi.
Setelah
dipuaskan dengan khazanah musik jazz, Hall SC menjadi semakin meriah dengan
kehadiran penyanyi dangdut, Ratu Idola. Salah satu lagu andalan Ratu Idola
berjudul “Cintamu Oplosan” semakin menambah antusias pengunjung dengan “goyang
pistol” nya. Ratu Idola mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada UIN Jakarta
karena diberi kepercayaan untuk mengisi acara Cafe Tiban.
Ratu Idola
sendiri tidak menyangka diundang di UIN Jakarta, “Saya senang melihat antusias
penonton di UIN Jakarta, tadinya agak takut untuk goyang, tapi karena
penontonya mengizinkan, jadi saya berani,” ungkap Ratu, Jumat (24/10).
Kemudian, Ratu juga mengungkapkan harapannya untuk dapat diundang kembali di
UIN Jakarta. Sebagai penutup, Pegasus Band, band ber-genre pop-rock dari Bogor ini menutup acara Cafe Tiban dengan
membawa tiga lagu andalannya.
Menurut Wirda
Amalia, ketua acara Cafe Tiban KMM RIAK, tema Respect The B16 Music dipilih atas apresiasi KMM RIAK terhadap
segala jenis musik tanpa ada batasan genre. “Untuk ulang tahun ke-16 ini, RIAK
ingin menyuarakan serta mengajak seluruh pecinta musik maupun khalayak umum
untuk saling menghargai berbagai genre musik, mulai dari pop, jazz hingga
dangdut” Ujar Wirda, Jumat (24/10).
Hal tersebut
dibenarkan oleh Adzee Ridwan selaku manager Wali Band sekaligus Juri Grand
Final Riakustik. “Meskipun tidak semua genre musik hadir dalam acara tersebut,
namun pesan saling menghargai antar berbagai genre tersebut sudah cukup
tersalurkan dan dapat dinikmati oleh para penontonnya,” Ujar Adzee, Jumat
(24/10).
Menurut salah
satu pengunjung, Deril Zakin Andiani, mahasiswi Jurusan Farmasi UIN Jakarta,
acara ini cukup berkesan, “Konsep acaranya cukup beda daripada acara lain, apalagi
konsep yang ditawarkan adalah konsep kafe dadakan, jadi menurut saya cukup
menarik,” Ujar Deril, Jumat (24/10). Sayangnya menurut Deril, KMM RIAK kurang
mensosialisasikan acaranya dan berharap agar sosialisasi acara lebih
ditingkatkan lagi kedepannya.
SN