Judul: The Wisdom of Pramoedya
Ananta Toer
Penulis: Tofik Pram
Penerbit: Edelweiss
Halaman: 351
Terbit: Cetakan Pertama,
Agustus 2014
ISBN: 978-602-8672-65-8
Pramoedya
Ananta Toer atau yang akrab disapa Pram adalah sastrawan anggota Lembaga
Kebudayaan Rakyat (LEKRA), organisasi
kebudayaan dari Partai Komunis Indonesia. Dirinya sempat ditahan karena
tulisannya. Ia merupakan sastrawan yang terkenal juga produktif dalam
kesusastraan Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan lebih dari 50 karyanya
telah diterjemahkan dalam 41 bahasa asing.
The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer merupakan
buku yang merangkum karya-karya Pram. Buku tersebut disusun oleh salah satu
pengagum Pram, Tofik Pram. Pertama kali Tofik Pram mengenal sosok Pramoedya
Ananta Toer pada tahun 1996 ketika ia masih berada di bangku kelas 3 SMP lewat
buku Bumi Manusia. Sayangnya, belum
sempat membaca keseluruhan isinya, buku tersebut ditarik oleh pihak sekolah dan
ia dituduh telah mempelajari ilmu sesat.
Tofik Pram
mengaku sempat kesulitan untuk menemukan karya-karya Pram terutama buku Bumi Manusia. Namun, hal tersebut tak memadamkan
kecintaannya pada karya-karya Pram. Tulisan-tulisan Pram yang ia rangkum
merupakan bentuk terima kasihnya terhadap sang idola. Karya-karya Pram telah
banyak mempengaruhi karya dan cara pandangnya tentang kehidupan.
Buku The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer ini
mampu mengantarkan kita mengenal ajaran Pram tentang manusia dan kemanusiaan. Tulisan-tulisan
Pram disebut sebagai sastra realisme sosialis yaitu sastra yang mengandung
semangat memenangkan sosialisme di masyarakat yang dalam menghadapi masalah
masyarakat itu sendiri mempergunakan pandangan yang struktural dan fundamental. Dalam bab pertama buku ini juga
terdapat tulisan berjudul Realisme
Sosialis dan Sastra Indonesia yang menggambarkan pandangan Pram mengenai
realisme-sosialis.
Pengalamannya
ditahan di pulau Buru saat Orde Baru dituliskan dalam esai yang berjudul Maaf: Atas Nama Pengalaman. Ia
menceritakan dirinya dengan tahanan politik yang hendak meninggalkan pulau Buru
diperlakukan dengan dipaksa membuat surat pernyataan untuk tidak menyebarkan
paham Marxisme, Leninisme, dan Komunisme. Tak hanya itu, mereka juga diminta untuk
membuat pernyataan telah diperlakukan secara wajar di Pulau Buru.
Masih banyak
lagi tulisan dan kutipan Pram yang dicantumkan dalam buku ini. Tulisan-tulisan
tersebut mencakup pandangannya tentang spiritualitas, cinta, ilmu dan
pengetahuan, kesusastraan, dan lain sebagainya.
Meskipun dalam
buku The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer ini
kita dapat memahami ajaran-ajaran atau ideologi Pram, namun sayangnya buku ini
disusun berdasarkan subjektifitas si penulis. Tofik Pram hanya merangkum buku
ini dengan cara memilih karya Pram yang paling bermakna menurutnya sehingga karyanya
belum semua tertuang di buku ini.
SN