Budaya menulis
selayaknya dimiliki oleh mahasiswa sebagai insan akademis. Namun, perkara
tulis-menulis tidaklah mudah. Mengupayakan hal tersebut, pada 5-6 Mei lalu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghelat pelatihan
kepenulisan yang bertema Gerakan Budaya
Menulis di Hotel Amoz Cozy,
Jakarta Selatan.
Walau acara
telah selesai, pelatihan menulis tidak berhenti sampai di situ saja.
Kemendikbud dan seluruh peserta memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas
menulis yang diberi nama komunitas Naviri. Ketua Komunitas Naviri, David
Pratama mengatakan, nama ‘naviri’ berasal dari bahasa Arab yang
artinya corong. “Corong yang akan membangkitkan budaya menulis di kalangan
mahasiswa mahasiswa dan berkarya sesuai cita-cita komunitas,” ujarnya.
Ia menjelaskan,
Komunitas Naviri dibentuk sebagai wadah yang menampung minat dan bakat
mahasiswa dalam bidang kepenulisan. “komunitas ini bertujuan untuk menggerakan
budaya menulis di kalangan mahasiswa. Nantinya, teman-teman yang sudah mendapat
pengayaan dalam pelatihan kepenulisan diharapkan bisa berbagi pada teman-teman lainnya,”
tutur David, Senin (21/7).
Saat ini,
menurut David, anggota Komunitas Naviri berjumlah 30 orang, mereka adalah
peserta pelatihan Kemendikbud penerima beasiswa Bidikmisi yang berasal dari
beberapa universitas di DKI Jakarta dan Jawa Barat, seperti Universitas
Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), serta
Universitas Padjajaran (Unpad).
Menurut David,
ia tidak menutup kemungkinan mahasiswa lain untuk bergabung dengan komunitas
ini. Ia menjelaskan, Naviri membuka pendaftaran bagi mahasiswa di seluruh
nusantara demi mewujudkan harapan komunitas. “Syarat bergabung hanya dua, yaitu
mahasiswa aktif dan memiliki keinginan menulis, baik penyuka fiksi maunpun
nonfiksi” katanya.
“Sebagai cita-cita
bersama, kelak Naviri bisa berkarya dan mewarnai tulisan di Indonesia karena menulis
merupakan sebuah perjuangan intelektual melawan penindasan,” ujar David
berharap.
ZA