“Ini
calon-calon Presiden RI tahun 2045. Lihat wajah mereka, dulu Ir. Soekarno
mukanya mirip mereka,” ujar Anne Matahari ketua komunitas Sastra Kalimalang,
memberi sedikit banyolan. Sebelum melantunkan lagu, Anne
memperkenalkan Suku Anak Kulit Muka Berminyak kepada penonton.
Seusai
diskusi terbuka pada Jumat (4/7) sore lalu, pembawa acara memanggil Suku Anak Kulit Muka Berminyak untuk
tampil sebagai penghibur. Suku Anak Kulit Muka Berminyak adalah sebuah kelompok musik bentukkan komunitas Sastra Kalimalang yang anggotanya
terdiri dari pengamen jalanan. Satu per satu anggota Suku Anak Kulit Muka
Berminyak memasuki ruang Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki. Sambil membawa
alat musik, mereka berjalan menuju posisi masing-masing.
Empat orang
anak laki-laki berdiri di belakang dengan bongol yang diselempangkan di pundak.
Bongol adalah alat musik pukul yang sering dipakai oleh pengamen musik jalanan.
Alat musik ini terdiri dari dua buah paralon berbeda ukuran yang dikaitkan
menjadi satu. Bagian atas paralon diberi karet ban yang akan berbunyi saat dipukul dengan tangan.
Tiga anak
laki-laki di sebelah kiri memegang alat musik. Salah satu di antara mereka
memainkan kecrek yang terbuat dari
botol yang diisi beras. Sementara dua lainnya memainkan ukulele. Di tengah mereka, seorang anak
laki-laki tuna netra duduk di sebuah kursi sambil
memangku gitar bass berwarna merah. Sementara itu, di sisi kanan ada Anne yang menggendong gitar akustiknya dan di sisi kiri ada seorang
anak pemain ukulele bernama Rizky.
Suku Anak Kulit
Muka Berminyak tampil dengan sederhana dan apa adanya. Mereka memakai baju
hitam polos ditambah kaki yang hanya
beralaskan sandal jepit. Beberapa di antara mereka memakai ikat kepala dari
kain batik berwarna cokelat.
Suku Anak Kulit
Muka Berminyak membawakan lagu dari syair puisi karangan Abdul Hadi W.M.
berjudul Tuhan Kita Begitu Dekat.
Intro lagu dimulai dengan permainan gitar akustik, bass, dan ukulele. Kemudian
disusul oleh pukulan bongol yang diwarnai dengan bunyi kecrekan.
Alunan musik
mereka mengisi ruangan, Rizky mulai menyanyikan bagian solonya sembari
memainkan ukulele. Puisi Tuhan Kita
Begitu Dekat dibalut dengan iringan musik mampu
menyajikan tontonan yang menghibur.
Tuhan, kita
begitu dekat seperti api dengan panas. Aku panas dalam apimu. Tuhan,
kita begitu dekat seperti kain dengan kapas. Aku kapas dalam kainmu. Tuhan,
kita begitu dekat seperti angin dan arahnya. Kita begitu dekat.
Itulah sepenggal lagu yang dilantunkan Rizky dengan ekspresi yang mampu
menyentuh hati para pengunjung di Galeri Cipta II malam itu. Suku
Anak Kulit Muka Berminyak mampu memanjakan telinga penonton.
Kepiawaian mereka di atas panggung tak diragukan lagi lantaran sejak
kecil anak-anak Suku Anak Kulit
Muka Berminyak sudah belajar musik. Kemampuan bermusik mereka selalu terasah saat mengamen. “Kita lahirnya memang sudah dari musik. Keluarnya aja dari gitar,” gurau Acek
Suryana salah satu anggota Suku Anak Kulit Muka Berminyak, Jumat (4/7).
JK