![]() |
(Sumber: Internet) |
Adanya isu pensiun guru Sekolah Dasar
(SD) massal berimbas pada meningkatnya peminat jurusan Pendidikan Sekolah Dasar
(PGSD). Peningkatan ini terjadi di beberapa universitas di Indonesia, seperti Universitas
Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Terbuka
(UT), Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA), dan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Seperti yang dikutip dari jpnn.com, Selasa 15 Januari 2013 bahwa
isu pensiun guru SD massal akan terjadi pada tahun 2015 sampai 2017.
Diperkirakan guru SD yang dipensiunkan mencapai setengah hingga satu juta lebih
orang. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru
Republik Indonesia (PB PGRI), Sulistyo, Selasa (14/1).
Isu tersebut membuat PGSD menjadi
jurusan ketiga dengan peminat terbanyak di Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN), setelah jurusan Manajemen dan Akuntansi. Selain itu, di
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), jurusan PGSD juga
menempati posisi keempat sebagai jurusan dengan peminat terbanyak pada 2014.
Melonjaknya peminat jurusan PGSD karena calon mahasiswa berpikir bahwa akan ada
peluang besar menjadi guru SD ke depannya.
Hal ini juga berkaitan dengan terbitnya
Permendikbud Nomor 62 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk
Penataan dan Pemetaan Guru. Dalam Permendikbud dijelaskan, guru SD
haruslah lulusan dari PGSD, sehingga banyak guru SD yang background pendidikannya bukan PGSD, mengambil jurusan ini agar
tunjangan profesinya tidak dicabut.
Mahasiswa jurusan PGSD UNJ, Novan Prima Putra menjelaskan, isu tersebut
sudah menjadi rahasia publik dan peminat jurusan PGSD meningkat cukup
signifikan untuk tahun ini. “Waktu saya lihat di website SNMPTN, ada sekitar 81.181 orang yang diterima dari 152.537
pendaftar,” ujarnya, Sabtu (12/7).
Senada dengan Novan, mahasiswa PGSD
lainnya di UNJ, Alvin Setya Nugroho mengatakan, sebagian temannya masuk jurusan
PGSD karena dorongan dari orang tua mereka yang mengetahui isu pensiun massal
tersebut. “Sebagian ada yang seperti itu, namun ada juga yang masuk karena
panggilan hati untuk menjadi guru SD,” papar Alvin, Senin (7/7).
Melonjaknya peminat PGSD juga terjadi
di jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), UIN Jakarta. Mahasiswa
jurusan PGMI, Budi Prastya mengatakan, PGMI menjadi jurusan kedua dengan
peminat terbanyak di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) setelah jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI). Ia bercerita, ada salah satu temannya yang masuk
jurusan PGMI karena adanya isu tersebut, Kamis (17/7).
Seperti yang dikutip dari lpmpjateng.go.id, Bagian Administrasi
jurusan PGSD UNNES, Wonosari Ngaliyan Semarang mengatakan, tiga tahun lalu
peminat jurusan PGSD di UNNES masih sangat sedikit, namun, saat ini peminat
jurusan PGSD di UNNES tahun ini meningkat pesat mencapai 7000 pendaftar.
Ketatnya persaingan membuat banyak
calon mahasiswa yang ingin masuk jurusan PGSD kecewa lantaran tidak lolos
seleksi masuk. Salah satunya, Hari Rizqiyati. Ia bercerita, awalnya ia memilih
jurusan PGSD di UNNES, namun sayangnya ia tidak diterima. Akhirnya, ia
memutuskan untuk tetap masuk jurusan PGSD di universitas swasta, yaitu
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Hari mengatakan, ia mengetahui isu
pensiun massal dari guru Bimbingan Konseling-nya di SMA. Alasan ia memilih
jurusan PGSD juga karena anjuran guru tersebut.
“Beliau tahu tentang isu tersebut, jadi menyuruh saya untuk masuk PGSD,“
ujar Hari.
Menanggapi perihal adanya keterkaitan
antara isu pensiun guru SD massal dengan meningkatnya peminat jurusan PGSD di
beberapa universitas, Kepala Jurusan (Kajur) PGMI UIN Jakarta, Fauzan menjelaskan, isu pensiun itu memang ada
setiap tahunnya, namun persoalan tentang massal atau tidaknya pensiun tersebut
hanya Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang tahu. “Prediksinya memang akan ada
pensiun massal, namun prediksi itu tidak bisa diilmiahkan dan harus dianalisa
terlebih dahulu,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, isu pensiun guru SD
massal itu hanya menjadi salah satu faktor peminat PGSD meningkat. Dan yang
menjadi faktor utama meningkatnya peminat jurusan PGSD adalah adanya
ketidakseimbangan antara lulusan PGSD dengan kebutuhan guru kelas yang sangat
banyak di setiap SD atau MI di Indonesia. “Jadi, lulusan PGSD atau PGMI itu
tidak mungkin menganggur,” tambah Fauzan.
Di sisi lain, Kajur PGSD UHAMKA,
Kusmajid Abdullah mengatakan, terjadi pergeseran nilai dalam aspek pedagogis
dan keguruan. Pergeseran itu terjadi karena minat menjadi guru bukan lagi karena
panggilan hati, namun juga karena adanya peluang. “Tidak bisa dipungkiri
memang, jika orang-orang berminat untuk menjadi guru karena ada peluang,” ujar
Kusmajid, Sabtu (19/7).
Selain itu, Kusmajid mengatakan,
Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) harus menyaring calon mahasiswa
jurusan PGSD dengan seleksi yang ketat, sehingga diharapkan melahirkan
guru-guru profesional. “Tidak saja menguasai ilmu teknologi dan keilmuannya,
tapi juga menguasai keempat kompetensi penting, yakni kepribadian, pedagogi, profesional,
dan sosial,” tutupnya.