![]() |
(Sumber: komunitasabdki.org) |
Berbeda dengan
orang yang bergolongan
darah A, O, dan B, mereka yang
bergolongan darah AB
relatif sulit
untuk ditemukan. Saat akan
melakukan transfusi darah, pemilik golongan
darah AB hanya
bisa mentransfusikan kepada
orang yang bergolongan
darah sama. Berdasarkan hasil
survey lembaga-lembaga kesehatan
di Indonesia, dari 100
orang orang di
Indonesia, hanya 2 orang
saja yang memiliki
golongan darah AB.
Berangkat dari
latar belakang di
atas, Ariman Usman yang
memiliki golongan darah
AB sangat aktif
mendonorkan darahnya. Sejak 1978 hingga kini, Ariman
sudah mendonorkan darah
lebih dari 130
kali. “Saya menyadari,
sebagai pemilik golongan
darah AB, ketersediaan darah
golongan ini sangat
rendah, sedangkan permintaan keburuthan
darah AB sangat
tinggi, “ papar pria berumur
58 tahun itu, Kamis (12/6).
Kedermawanan pria
tersebut akhirnya membuahkan
hasil. Selain menerima penghargaan
Satyalencana Kebhaktian Sosial
yang diberikan oleh
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, ia juga berhasil
mendirikan Komunitas AB untuk kawasan
DKI Jakarta pada
24 Oktober 2008
silam bersama beberapa
kerabat dekatnya.
Berkat gencarnya
publikasi melalui media
sosial, kini Komunitas AB memiliki
417 anggota. Mereka tersebar
di berbagai kota, antara
lain Aceh, Medan, Padang, Lampung,
Jakarta, Bandung, Sukabumi, Surabaya, Jogja, Samarinda, Denpasar, dan lainnya. “Kami memiliki
moto Kami terlahir untuk
berbagi. Kami semua siap
‘diganggu’ 24 jam
untuk mendonorkan darah
bagi yang membutuhkan,” cetusnya sembari
menyesap kopi.
“Sebelum
terbentuk menjadi sebuah
komunitas, saya beserta tujuh kerabat
dekat berkumpul sekadar
untuk bersilaturrahmi . Awalnya,
ketika salah satu
dari kami berdelapan
sedang membutuhkan golongan
darah AB, kami akan
saling mengontak dan
saling memberikan sumbangan
darah,” paparnya ketika ditemui
reporter INSTITUT di Trainz
Café & Depo Pondok Indah.
Namun,
seiring berjalannya waktu, Ariman
justru menerima banyak
permintaan untuk membantu
orang yang berasal
dari luar komunitasnya. “ Setelah Komunitas
AB memiliki banyak
anggota, sampai sekarang belum
ada anggota yang
membutuhkan darah. Justru orang
yang belum bergabung
yang butuh donor
darah. Mukjizat!” serunya
dengan nada gembira.
Hingga kini, Ariman
beserta teman-teman di
Komunitas AB sering
menerima permintaan donor
darah dari berbagai
rumah sakit. Salah satunya
Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Pusat. Permintaan bantuan
tersebut tak hanya
mendonorkan full blood, tetapi juga
donor aferesis, yakni donor
komponen-komponen darah tertentu
saja. Pengambilan aferesis membutuhkan
waktu sekitar beberapa
jam. Pertama, darah pendonor harus
melalui tahap screening,
pengambilan contoh darahnya, dan
diperiksa. Dua jam kemudian, jika darahnya
bagus dan cocok, maka
darah tersebut baru
diambil.
“Hal itulah
yang menjadi komitmen
para pendonor darah. Mereka
harus rela meninggalkan
pekerjaan selama beberapa
jam untuk melakukan
transfusi darah atau
aferesis. Tentunya, kami
tidak memungut bayaran
tiap mendonorkan darah,” tuturnya.
Pria satu
anak ini melanjutkan, jika ingin
bergabung dengan komunitas
ini, ada beberapa syarat
yang harus ditempuh
oleh calon anggota. Pertama, anggota tersebut
harus memiliki golongan
darah AB. Kedua, sudah pernah
mendonorkan darahnya ke
PMI agar para
pendonor sudah memahami
syarat apa saja
yang harus mereka
penuhi sebelum menyumbangkan
darah. “Untuk lebih lengkapnya, teman-teman yang
ingin bergabung bisa
menghubungi email abkomunitas@gmail.com,”
paparnya sembari menutup
percakapan.
Gita Juniarti