Perkembangan
komunitas musik indie telah menyelamatkan pasar musik di tanah air. Tak
heran, jika banyak komunitas musik bermunculan bak jamur di musim hujan. Pula
demikian dengan Grup Kafa Band yang terus mencoba berkontribusi di belantika
musik Indonesia.
Terbentuknya
komunitas musik Kafa, bermula dari tongkrongan Opang dan Opick di Pesanggrahan
samping UIN Jakarta pada tahun 2011 lalu. Suatu hari mereka membuka pembicaraan
seputar musik. Tak lama, akhirnya mereka memiliki kecocokan selera dalam
bermusik dan mengarah ke perbincangan yang lebih serius untuk membentuk sebuah
wadah musik yang mereka gandrungi.
“Kalau bikin
sebuah grup band itu gampang, tapi untuk menyatukan pikiran dan konsisten itu
susah. Namun dengan kesabaran dan penuh keyakinan, kita berkomitmen menjadikan
hobi musik ini sebagai keseriusan dalam berkarya,” kata Ali Aziz salah satu
personil keyboard Kafa, Kamis (22/5).
Komunitas
musik yang mengusung aliran slow-rock ini terinspirasi dari grup
musik legendaris Iron Maiden, Godbless, serta musisi lainnya pada tahun 70 hingga 90-an. Selain asyik didengar,
menurut Aziz, alunan musik rock lebih terasa energik saat dimainkan.
Hingga saat
ini, Kafa sudah menciptakan mini album yang memuat enam lagu. Lagu-lagu
tersebut sudah dibagikan melalui website resminya. Lirik lagu yang
diciptakan Kafa, lebih mengangkat tema-tema tentang motivasi hidup.
“Kami ingin
terus membangkitkan musik Indonesia dan terus berkarya sesuai dengan warna
musik kami. Sebagaimana moto kami, berdiri di atas kaki yang sama,” ujar Aziz
yang juga menjabat sebagai manajer bagian pemasaran.
Komunitas musik yang memiliki lima personil ini tidak hanya fokus pada
musik saja, melainkan ada beberapa manajemen musik yang turut menunjang
karya-karya komunitas Kafa. Salah satunya, Kafa House. Manajemen ini membawahi bidang seni Awi
Arts yang bergerak di bidang artistik dan dekorasi. Selain itu, ada pula bidang
aransemen musik etnik dan musikalisasi puisi yang bertujuan untuk mengangkat
kebudayaan Indonesia.
Tak hanya
itu, sebuah prestasi membanggakan juga pernah ditor-ehkan Grup Kafa dengan
menduduki Runner-Up pada Festival Musik Etnik di Universitas Pelita
Harapan. “Kita juga pernah jadi guest star pada acara panggung gembira
di Pondok Pesantren Darul Amanah, Jawa Tengah,” ungkap Aziz.
Dalam setiap
pementasannya, Kafa pernah membawakan lagu karya grup musik lain yang telah di-recover
dengan aliran musik rock, seperti lagu Mirasantika karya Rhoma Irama.
“Selain itu, Kafa juga sering mentas bersama dengan beberapa personil
Sanggar Wina, salah satu komunitas musik gesek biola sebagai mitra pada lagu
yang telah diaransemen.
Aziz
berharap, Kafa Band bisa terus berkarya dan mewarnai musik Indonesia. Sebab
menurutnya, musik merupakan ungkapan isi hati yang menasihati. “Semoga saja
kami bisa istikamah dan selalu diberikan kesabaran dalam berkarya,” ungkapnya.
(Abdurrahim
Al-Ayubi)