Globalisasi
membuka jalan bagi negara asing untuk melakukan penetrasi kebudayaan kenegara-negara
lain. Kebudayaan local terus tergerus dengan datangnya budaya asing. Hal itu terlihat
dari kebiasaan masyarakat sekarang yang banyak meniru budaya asing. Saat gelombang
Hallyu (K-POP) mulai menyebar keberbagai negara, banyak orang yang mengikuti budaya
yang berasal dari Korea Selatan tersebut, Budayawan, Sujiwo Tejo mengatakan, kebudayaan
itu tak hanya sekadar adat istiadat namun termasuk pendidikan dan cara berpakaian.
Bagi
Sujiwo Tejo, meskipun budaya asing mulai mendominasi budaya lokal, dirinya tak pernah
khawatir kebudayaan local akan hilang “Kuncinya itu hanya satu percaya diri,”
tegasnya dalam acara talkshow Culture Exhibition
2014 yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Foreign Languages
Association (FLAT) UIN Jakarta, di Auditorium Harun Nasution, Senin (29/4).
Ia
mengatakan, modal percaya diri yang membuat dirinya terbiasa dan bangga dengan kebudayaan
Jawa. Meski sering pentas di luar negeri, Sujiwo Tejo mengaku, kecintaannya dengan
budaya Jawa tidak berkurang. “Meskipun aku berbicara bahasa inggris, tapi tetap
saja bahasa inggrisku medok khas Jawa,
tapi aku nggak malu yang penting
orang mengerti apa yang aku maksud, ” jelasnya.
Menurutnya,
jika sifat percaya diri sudah tertanam dalam diri setiap orang, maka orang
tersebut tak akan mudah terombang-ambing terbawa arus zaman. Ia mencontohkan, walau
ia mengenakan topi koboy dari London, ia tak khawatir kebudayaan asing merasukinya.
Mbah
Tejo sapaan akrabnya menuturkan, ia bangga dengan sikap percaya diri yang diajarkan
oleh kedua orang tuanya. “Orang tuaku itu sejak kecil memang mempunyai alat musik
gamelan, sehingga aku terbiasa mendengarkan dan berlatih gamelan, jadi bagaimanapun
aku bernyanyi ya ujung-ujungnya ke lagu tradisonal,” jelasnya.
Ia
menyarankan, untuk anak-anak muda sebaiknya jangan pernah malu untuk menunjukkan
identitas kebudayaan Indonesia di mana pun berada. Dengan demikian kita tidak akan
mudah terbawa arus zaman. “Kalau kita punya bekal, bergaul dengan siapapun,
pasti tak akan mempengaruhi dan akan kembali ke asal,” katanya. Percaya diri merupakan
metabolisme dalam diri seseorang untuk menyaring apapun yang masuk dalam tubuh kita
sebelum dicerna.
(Nurlaela)