Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Lapangan
(Korlap) dari PMII, Prabowo Tri Hartono. Ia juga menuturkan, saat ini Indonesia
dipenuhi beragam persoalan, mulai dari merajalelanya korupsi, konflik agama,
budaya, maupun sosial.
Selain itu cyber
crime, pendidikan yang belum merata, maraknya perusahaan asing, dan
kekerasan serta penyimpangan gender juga menjadi fenomena yang gampang ditemui.
"Makanya kami menggelar aksi ini bersama kawan-kawan HMI, dengan maksud
menumbuhkan kembali makna dan pengamalan kebangkitan, khususnya bagi
mahasiswa," katanya.
Senada dengan Bowo, Korlap dari HMI, Alwan Nahrowy
Ridwan mengatakan, mahasiswa mempunyai sejarah besar dalam memperbaiki,
mengawal atau bahkan menciptakan sistem. Hal itu terbukti pada tahun 1998
ketika menumbangkan rezim penindasan. "Aksi ini adalah refleksi sekaligus
benih kebangkitan mahasiswa. Khitah mahasiswa adalah berhimpun dan
bergerak," ungkapnya.
Alwan mengaku miris melihat keadaan mahasiswa yang
saat ini cenderung menurun dalam kajian dan enggan berorganisasi. Menurutnya,
lobi-lobi fakultas setiap hari hanya diramaikan dengan mahasiswa-mahasiswa yang ngopi dan bercanda.
"Mahasiswa bukanlah siswa yang hanya diam,
mendengarkan, dan mengikuti. Bagi saya, diam adalah kemunafikan. Saya
berterimakasih kepada kawan-kawan PMII yang mau bekerjasama untuk aksi ini.
Semoga aksi ini benar-benar menjadi awal kebangkitan mahasiswa," tambahnya.
Tak hanya Alwan yang mengaharapkan Organ Ekstra
(Oreks) bersatu kembali, Bowo juga berharap semua Oreks rukun dan bersahabat. "Kadang kami memang bersitegang karena perekrutan masa dan
saat Pemira (Pemilu Raya). Tapi seharusnya kita tetap rukun dan bangkit
bersama," harapnya.
(Tohirin)