Tak
pernah terbesit dalam benak Syamsul Hari Ramdani sub forum online Japan Corner
yang ia gagas berkembang menjadi komunitas pecinta Jepang Japan Freak di Universitas
Islam Negeri (UIN) Jakarta. Awalnya, pada 2011 seorang admin UIN community ini
hanya ingin menyalurkan kecintaannya pada drama Jepang dengan membentuk sub
forum online yang tergabung dalam komunitas forum online mahasiswa UIN se-Indonesia
UIN Community.
Tak
lama setelah forum online dibentuk, respon mahasiswa pecinta Jepang di UIN sangat
baik. Banyak dari mereka tak segan membagi dan saling bertukar cerita serta
informasi seputar anime, cosplay, musik, drama serial dan film Jepang di forum
ini. “Nggak menyangka, ternyata
banyak juga mahasiswa UIN yang suka sama Jepang,” ujar pria yang akrab disapa
Sam ini, Sabtu (12/4).
Melihat
antusiasme mahasiswa UIN, Sam akhirnya berinisiatif ‘menjaring’ mereka dalam
sebuah akun twitter @JFUIN yang merupakan kependekan dari Japan Freak UIN. Seiring
dengan kian bertambahnya followers
akun tersebut, Sam berinisiatif membuat mini
gathering @JFUIN.
Meski
tidak sebesar antusiasme mahasiswa UIN saat di forum dan twitter Japan Freak, mini gathering pertama Japan Freak yang
hanya berhasil mendatangkan empat orang ini akhirnya sukses memantapkan Japan
Freak sebagai komunitas pecinta Jepang yang bermarkas di UIN Jakarta pada 2012 dengan
Sam, Garie Rafsandanie, Cahyadi Zakaria, dan Listianti Ridayu sebagai pendiri.
Kini
komunitas yang beranggotakan tiga puluh orang ini memiliki sejumlah aktivitas.
Di antaranya pertemuan rutin, nonton film Jepang bareng, menghadiri acara-acara
besar Jepang di Jakarta dan membuat festival Jepang di UIN.
Komunitas
ini mengadakan pertemuan rutin tiap dua minggu sekali pada Rabu pukul empat
sore di pelataran Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Tak sekedar bertukar
informasi seputar cosplay, anime, vocaloid, idol group, drama, musik, serta
film Jepang namun tak jarang dalam pertemuan rutin ini mereka barter koleksi
serba Jepang yang mereka miliki.
Berbagi
informasi seputar jepang juga dilakukan komunitas ini melalui situs resmi Japan
Freak jfuin.blogspot.com. Melalui
situs tersebut, berbagai artikel mengenai Jepang mulai dari kehidupan sosial,
budaya, perkembangan ilmu dan teknologi hingga artikel seputar musik, film,
manga, anime dan drama seri negeri sakura itu dikupas tuntas.
Terkendala untuk mengadakan festival Jepang di UIN
Dari
seluruh kegiatan, hanya rencana pembuatan festival Jepang di UIN yang belum
dapat direalisasikan. Awalnya festival Jepang tersebut sudah hampir ingin
diadakan pada 2013 lalu, namun sejumlah hal mengharuskan festival ini ditunda.
Menurut
Sam, salah satu penyebabnya adalah kendala perizinan. Sebagai komunitas
independen, perizinan pada pihak kampus untuk mengadakan acara tentu menjadi
salah satu kendala karena Japan Freak tentu harus bekerja sama dengan
organisasi internal kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa atau Unit Kegiatan
Mahasiswa.
Kendala
lainnya ada di teknis pelaksanaan festival Jepang itu sendiri. Sam memaparkan,
dalam festival Jepang di UIN nanti seluruh bidang dari anime, cosplay, musik
dan serba-serbi Jepang lainnya akan dipertontonkan dan Japan Freak UIN juga
berencana akan mengundang komunitas lain dari luar UIN.
“Kendala
kami sebenarnya adalah ketakutan apabila saat pertunjukan cosplay, para
cosplayer dari luar UIN mengenakan kostum yang minim. Untuk hal ini, kami terus
mencari cara untuk mensiasati agar festival Jepang di UIN bisa dilaksanakan
akhir tahun ini. Kalau untuk mahasiswi UIN sendiri, kendala teknis saat cosplay
sudah bisa diatasi,” papar Sam.
Bagi
sebagian orang, cosplay dianggap sebagai kegiatan dalam festival Jepang yang cukup
bertentangan dengan adat berhijab di UIN. Namun, salah satu cosplayer yang
tergabung di komunitas ini Garie Rafsandanie mengemukakan bahwa cosplay islami
dapat menjadi alternatif bagi mahasiswi UIN yang ingin dalam beraksi di
kompetisi cosplay.
“Kostum
karakter yang ingin ditampilkan saat cosplay bisa dimodifikasi sedemikian rupa
dan sekreatif mungkin sehingga mahasiswi berhijab pun dapat tampil,” ujar cosplayer
yang telah menjuarai sejumlah kompetisi cosplay di UIN, Universitas Nasional
(UNAS), serta kompetisi yang diselenggarakan Komunitas Harajuku dan Cosplay
Indonesia, Sabtu (12/4).
(Adea Fitriana)