Berdasarkan
Peraturan Rektor No.Un.01/R/HK.00.5/1/2011
tentang Biaya Pendidikan Program Strata Satu (S1) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun Akademik 2011/2012, menunjukan adanya kenaikan biaya kuliah Program
Studi Pendidikan Dokter (PSPD). Biaya PSPD semester 1yang sebelumnya Rp 62.750.000 menjadi Rp 90.665.000.
Sedangkan biaya semester II dan seterusnya naik dari Rp 12.125.000 jadi Rp
20.015.000.
Kenaikan biaya
terjadi pada Dana Praktik Laboratorium (DPL), dari Rp 10.000.000 ke Rp
17.875.000. Selain itu, Dana Kolaborasi Fakultas (DKF) juga mengalami kenaikan hingga
Rp 20 juta, semula Rp 50 jutamenjadi Rp 70 juta.
Kenaikan biaya
kuliah PSPD mengundang pertanyaan di kalangan mahasiswa. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan tidak seimbang dengan
apa yang didapat. Hal tersebut dikemukakan mahasiswa PSPD angkatan 2012, Fakhri
Muhammad. Ia merasa masih banyak kebutuhan praktikum yang tidak mencukupi dan
kurang berkualitas. Salah satunya, mayat untuk praktikum(cadaver). “Banyak
cadaver yang rusak dan zat-zat pereaksi kimia yang tidak mencukupi kebutuhan
mahasiswa,” ujar Fakhri, Selasa (8/4).
Fasilitas
praktikum juga tak jauh berbeda jika dibandingkan dengan angkatan 2010 yang
belum mengalami kenaikan biaya kuliah. Fauzan Maulana menceritakan keadaan
cadaver dulu yang sudah tak layak pakai. “Cadaver yang dulu sudah kering
banget, syarafnya sudah putus, dan ototnya sampainggak kelihatan,” tuturnya, Jumat (11/4).
Sebenarnya,
keluhan-keluhan mahasiswa sudah sering disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) PSPD ke pihak fakultas bahkan universitas. Beberapa upaya telah dilakukan, mulai dari menempel pamflet
berisi sindiran, audiensi ke pihak fakultas dan universitas, sampai mengadakan
pertemuan antara orang tua dengan dekanat. “Namun, sampai saat ini upaya kami
belum juga membuahkan hasil,” ujar anggota Departemen KajianStrategis (Kastrat)
BEM PSPD, Sarah Attauhidah, Kamis (10/4).
Menanggapi hal
tersebut, Wakil Dekan (Wadek) II Bidang Administrasi Umum FKIK, Arif Sumantri
menjelaskan, naiknya biaya kuliah disebabkan melonjaknya biaya praktik klinik
Rumah Sakit (RS) Fatmawati sebagai RS pendidikan utamadan RS jejaring lainnya yang
mencapai 25-30%. RS jejaring tersebut diantaranya, RS
Cisarua, RS Sitanala, RS Marzuki Mahdi, dan beberapa RS lainnya.
Minimnya subsidi
dari pemerintah juga menjadi alasan mahalnya biaya kuliah PSPD. “UIN hanya
dapat subsidi sebesar 11,2%, sedangkan PTN lain bisa mencapai 95,8%. Jelas itu
sangat jauh berbeda,” tutur Arif, Rabu (16/4).
Wakil Rektor
(Warek) II Bidang Administrasi Umum, Amsal Bakhtiar memaparkan, pihak
universitas mendapat usulan dari FKIK untuk menaikan biaya kuliah. Hal itu
lantaran biaya kuliah yang lama tidak
cukup untuk membayar biaya praktik klinik. Tapi, biaya kuliah mahasiswa angkatan
2009-2010 tidak bisa dinaikkan karena masih mengacu pada SK Rektor No.117 Tahun
2009. “Jadi,biaya baru bisa dinaikan di tahun 2011 dan seterusnya,” jelasnya, Senin
(14/4).
Selain untuk
menutupi biaya praktik klinik, kenaikan biaya tersebutjuga digunakan untuk
mengembangkan sarana belajar mahasiswa. Hal ini diungkapkan Kepala Program
Studi (Kaprodi) PSPD, Witri Ardinim.Ia menyebutkan, ada beberapa ruangan yang
baru dibangun. Salah satunya, ruang Objective Structured Clinical
Examination
(OSCE) Center. Ruangan
ini dibangun untuk menunjang kegiatan
uji kompetensi mahasiswa PSPD.
Menyikapi
keluhan mahasiswa, Witri menerimasemua masukan sebagai bahan evaluasi. “Kalau
ada keluhan, kami akan segera memperbaiki untuk kedepannya. Tapi, kita harus
melihat dari kacamata yang objektif,” tutupnya, Selasa (15/4).
(Erika Hidayanti)