Dunia fantasi langsung begitu kental
terasa ketika memasuki Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Patung-patung wanita dengan sayap, tanduk, dan sirip menyala memenuhi seisi
ruangan. Semuanya terlihat begitu hidup dengan cahaya kebiruan yang ditimbulkan
dari karya-karya Amalia Sigit.
Pameran yang
membawa pengunjung pada petualangan dunia serba sakti ini bertajuk Pulp Fiction. Pulp adalah bahan dari bubur kertas yang
ramah lingkungan. Amalia Sigit memilih bahan pulp dalam pamerannya karena tekniknya
dianggap mudah.
Dalam pameran ini,
Amalia Sigit menampilkan 22 patung wanita fiksi. Di antaranya, patung
dengan judul Life Goes On dan The
Show Must Go On yang
menampilkan figur Joker. Amalia melihat, figur Joker sama dengan rakyat kecil
yang harus jungkir balik mencari nafkah.
“Joker yang
beruntung bisa menjadi tokoh penghibur kalangan bangsawan, sedangkan yang
kurang beruntung hanya dijadikan tontonan dalam sirkus keliling,” jelas seniman
yang tidak pernah mengenyam pendidikan seni patung sebelumnya, Sabtu (14/12).
Dari semua patung
yang dipamerkan terdapat tiga patung setinggi tubuh manusia yang menjadi
sentral di ruangan tersebut. Patung yang paling tengah berjudul Hesitate sedang berpose jongkok dan mencengkram
tanah kuat-kuat. Hesitate juga memiliki sayap kupu-kupu yang
besar seakan ia bisa terbang sangat tinggi.
Disamping Hesitate terdapat dua patung lain yang besarnya
sama. Di sebelah kanan ada patung berjudul Run
Like Hell dengan sirip sangat
besar dan berpose seakan ingin berlari. Sedangkan di sebelah kiri terdapat
patung Keep Looking yang juga memilki sirip dan mata
tajam, seakan mengawasi setiap pengunjung yang datang.
Selain itu, di
sudut ruangan juga terdapat patung-patung kecil yang digantung. Keempat patung
itu diberi judul Fairies.
Ini merupakan karya pertama Amalia pada tahun 2005 yang terinspirasi dari mimpi
saat kecil untuk bisa terbang. Keempat patung itu memang terlihat seperti
peri-peri dunia fantasi yang sedang terbang.
Patung yang ia
buat semuanya tanpa busana. Ia tidak ingin terjebak dengan masalah desain
busana yang selalu berkaitan dengan zaman. Ia ingin karyanya ini terlihat timeless. Di balik itu, Amalia
sempat merasa takut patung-patung wanita tanpa busana ini menuai protes dari
pihak tertentu. “Tapi kan di sini saya hanya ingin menunjukkan
keindahan,” tutur wanita yang sangat mencintai seni itu.
Bagi Amalia
berkarya merupakan pesona keindahan. Dari semua karyanya, Amalia mengaku, tidak
ingin menampilkan pesan apa-apa. “Tidak ada pesan khusus yang ingin saya
sampaikan. Semuanya hanya untuk seni dan keindahan,” tuturnya di sela-sela
pameran tersebut.
Amalia mengatakan,
karyanya terinspirasi dari khayalannya sejak kecil. Ia mengkhayalkan manusia
sakti yang bisa terbang, punya penglihatan jarak jauh, dan punya alat
pertahanan diri. “Saya juga waktu kecil sering membaca komik HC Andersen. Dalam
komik tersebut ada tokoh sentral bernama Gina, seorang wanita yang memilki
kekuatan super. Saya jadi terobsesi,” jelas wanita setengah baya itu.
Pameran yang
berlangsung pada 4-15 Desember ini mendapat tanggapan baik dari pengunjung,
salah satunya, Nova Elyanti. Ia mengaku, sangat kagum dengan patung-patung
karya Amalia dan belum pernah melihat pameran patung seperti ini sebelumnya.
“Seperti masuk ke dunia fantasi, fiksi sekali,” kata gadis berjilbab itu. (Erika
Hidayanti)