Yo
ayo menarilah, yo ayo kita menari, menyambut pagi dengan menari. Menarilah
untuk mensyukuri hidup ini. Di dunia ini tak ada yang tidak menari. Yo ayo kita
menari.
Begitulah
sepenggal lirik berjudul “Menari” yang dibawakan Dik Doank. Pengejawantahan
menari dari lagu tersebut adalah mensyukuri hidup dengan memaksimalkan potensi
yang ada dalam diri.
“Pemain
gitar menari dengan jari-jemarinya, fotografer menari dengan matanya, musisi
menari dengan nada-nada yang dilantunkan, bahkan orang sallat menari dari
gerakannya,” lanjut Dik sebelum mangakhiri nyanyiannya.
Diiringi
tepuk tangan para penonton, Dik mulai memetik dawai-dawai gitar yang melingkar
di tangannya. Pria yang bernama lengkap Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang
Denada Kusuma tampil bersama anak didik Kandang Jurang Doank (KJD). KDJ
merupakan sebuah komunitas kreativitas anak-anak yang didirikan Dik Doank pada
tahun 1993 di kawasan Jurangmangu, Ciputat, Tangerang.
Sesuai
dengan lagu “Menari”, pertunjukan Minggu (23/12) sore dilengkapi beberapa
tarian dari penari cilik KJD. Tata panggung yang sederhana, tari, hingga
aransemen musiknya dapat berkolaborasi dengan apik.
Sepanjang
pertunjukan, Dik Doank tak hentinya menyelipkan makna dalam setiap tutur dan
lirik lagu yang dihantarkan. Betapa pentingnya mensyukuri hidup dengan
mengeksplor kemampuan diri di lagu “Menari”.
Selain
lagu “Menari” yang sarat akan makna kehidupan, ada pula lagu “Main Bola” yang memiliki
pesan suportivitas dan optimisme dalam menggapai cita-cita. Tak lupa, Dik
menyuarakan pentingnya mengatasi suatu masalah dengan senyum dan lapang
dada, tersirat dalam lagu “Musibah”.
“Menikahi
penderitaan untuk membenihkan kebahagiaan,” ucap om ganteng, panggilan
akrabnya. Setiap kata yang keluar dari mulut Dik Doank mampu menyihir dan
mengajak penonton larut dalam musiknya. Terbukti, meski di tengah rintik hujan,
para penonton tak beranjak dari lapangan,.
Seluruh
pertunjukan kreativitas tersebut dikemas dalam satu acara bertajuk Festival
Doank, Seni Akar Kehidupan yang digelar di lapangan hijau KDJ, milik Dik Doank.
Tak hanya pertunjukan seni, di festival tersebut juga terdapat stand kelas yang
terdiri dari kelas fotografi, gitar, biola, teater, perkusi, dan vokal, food
festival, dan Bazar Kreasi, serta live mural.
Selain
pertunjukan seni dari anak didik KJD, ada pula penampilan dari Good Morning
Alice, Omega, Beben Jazz, dan Efek rumah kaca. Menurut Ketua panitia Festival
Doank, Seni Akar Kehidupan, Ratta Billa Baggi, KJD sengaja megundang band dari
luar agar menarik minat masyarakat untuk hadir dalam festival tersebut.
Ratta
mengungkapkan, tujuan festival ini guna memperkenalkan kembali KJD kepada
masyarakat sekitar. “Selain itu, kami berharap masyarakat bisa terlibat dalam
kreativitas karya seni. Apalagi, seni merupakan akar kehidupan yang bisa tumbuh
dan berbuah kesuksesan dan kebahagiaan. Tanpa seni dan kreativitas, mungkin
kita tidak bisa seperti ini,” paparnya ramah.
Festival
itu merupakan ajang pengenalan, pelatihan serta apresiasi krestivitas anak
didik KJD yang diadakan setiap tahun. Ratta, Anak pertama Dik Doank ini, ingin
seluruh masyarakat bisa menyalurkan kreativitasnya di KJD.
Festival
yang dimulai pukul 08.00 pagi hingga 17.30, disambut baik oleh masyarakat
yang hadir kala itu, salah satunya Denna Rismawati. “Acara ini sangat bagus,
karena tidak hanya menampilkan satu jenis seni saja. Selain itu, saya
juga bisa mengenal beberapa seni yang sebelumnya tidak saya ketahui, seperti mural,”
ujar wanita asal Cipondoh, Tanggerang Selatan.
Menurut
wanita penyuka musik Pop ini, mengangap seni adalah bagian penting bagi
kehidupan. Dengan seni dan kreativitas, seseorang dapat mengekspresikan
dirinya. Itulah mengapa ia sangat mengapresisi seni. (Nur Azizah)