UIN Jakarta, INSTITUT –Fakultas Sain dan Teknologi (FST) adakan publikasi visi
dan misi calon dekan pada seluruh sivitas akademik. Di antara visi misi tersebut
dinilai belum ada yang mengutamakan mahasiswa.
Hal
ini disampaikan Imay Dwicahya, ketua Dema (Dewan Mahasiswa) FST, ketiganya
belum mengenal peranan mahasiswa. Yang lebih banyak diutamakan adalah
kesejahteraan dosen dan peningkatan mutu fakultas.
Kendati
demikian, siapun yang terpilih, ia berharap, agar dekan periode 2013-2017 dapat
membawa FST ke arah yang lebih baik, dan tentunya dapat mengerti dan menerima
aspirasi mahasiswanya.
Agus
Salim, Lily Surayya, dan Ujang Maman adalah nama-nama calon dekan periode
2013-2017 yang menyampaikan visi dan misinya di ruang teater lantai 2 gedung
FST, Rabu (12/12). Sedangkan pemilihannya diadakan pada 20 Desember mendatang.
Penyampaian
visi dan misi dari calon dekan merupakan salah satu dari rangkainan acara pemilihan
calon dekan FST. Syopiyansyah Jaya Putra, Dekan FST periode 2002-2012
mengatakan, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan bakal calon dekan kepada
seluruh mahasiswa, karyawan, dan dosen di FST.
Ia
menambahkan, seluruh sivitas akademik juga diharapkan dapat memberi dukungan
kepada para bakal calon dekan tersebut. Mahasiswa tidak dilibatkan dalam
pemilihan dekan, karena yang mempunyai hak suara adalah senat fakultas. Tetapi
mahasiswa tetap harus memberi dukungan, walaupun hanya secara personal.
Menanggapi
hal tersebut, Imay menyayangkan kurangnya keterlibatan mahasiswa dalam
pemilihan dekan. “Peran mahasiswa hanya sebagai media penyampaian visi misi
saja,” ujarnya, Rabu (12/12).
Lily
Surayya, salah satu calon dekan menegaskan, visi dam misinya lebih mengarah
pada peningkatan kualitas dan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) di FST.
Adapun
usaha yang akan dilakukan jika ia terpilih diantaranya, memperkecil rasio dosen
dan mahasiswa, membuat mayoritas dosen berpendidikan S3, membuat jaringan
dalam dan luar negeri untuk FST, juga menghasilkan penelitian unggul, dan
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris dosen.
Berbeda
dengan Lily, Ujang Maman, dalam visi dan misinya, ia lebih menekankan pada
pentingnya kebersamaan, kemandirian, dan kesejahteraan. Ada enam permasalahan
inti yang ia kemukakan, diantaranya adalah pembiayaan pendidikan masih
tergantung pada SPP dan DOP.
Ia
memaparkan pentingnya FST memberdayakan riset-riset yang telah dilakukan agar
menjadi sebuah proyek yang bernilai pendapatan, sehingga keuangan fakultas
tidak lagi bergantung pada SPP dan DOP. Sehingga dapat terbentuknya fondasi
kokoh untuk menciptakan kemandirian finansial.
Lain halnya dengan
Ujang dan Lily, Agus Salim yang juga calon dekan, lebih mengutamakan FST UIN
yang bermartabat. Ia berniat menjadikan FST sebagai tulang punggung terwujudnya
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berbasis riset dan terintegrasi nilai
keislaman dan keindonesiaan. (Nida Ilyas)