Federasi Teater Indonesia (FTI) memberikan
penghargaan kali ke-7 terhadap pelaku ataupun tokoh yang dianggap memperngaruhi
seni pertunjukan teater. Pertama kalinya penghargaan FTI digelar di Teater
Besar (Grand Theatre), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Pukul 20:00, acara dimulai. Presiden FTI
Radhar Panca Dahana membuka malam penghargaan. Pemberian penghargaan kepada
tokoh-tokoh yang telah memberikan jasanya pada pergerakan kesenian khususnya
seni pertunjukan selama puluhan tahun atau lebih dari setengah abad di negeri
ini. Merekalah yang telah menggerakkan kebudayaan hingga membuat bangsa ini
tetap ada, bersatu kini hingga masa nanti.
Pemutaran video yang berlangsung setelah
pembukaan acara dilakukan oleh Bambang Prihadi atau Bembeng. Ia menyampaikan,
“Teater harus kembali pada realitiasnya, maka marilah kita berteater dengan
kesungguhan kita untuk kemaslahatan banyak,” ucapnya dengan video yang
menunjukkan gambar beberapa teater sedang berlatih.
Acara dikemas dengan segar. Peran lucu
dimainkan Epy Kusnandar dan Jajang C. Noor. Mereka memainkan peran orangtua
yang sedang mencari anaknya, dengan inisial “Man”. Setiap kali masuk panggung
dengan menanyakan anaknya, tawa penonton seketika itu memenuhi atmosfer gedung.
Namun, kehadiran mereka tidak mengurangi esensi dari malam penganugerahan
tersebut.
Acara dihadiri oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono X, Rahman Arge, Jusuf Kalla, Presiden Penyair Indonesia
(Sutardji Calzoum Bachri), dan lain-lain itu penuh dengan pesan moral. Saat itu
T. Rifnu Wikana dan Olivia Zaliyanti menjadi pemandu acara.
Penghargaan pertama diberikan untuk Anwari
yang memenangkan kategori Festival Monolog di Ruang Publik berjudul “feminism”.
Dewan juri Afrizal Malna, Nano Riantiarno, dan Seno Gumira Ajidarma memutuskan
memberikan penghargaan naskah drama terbaik FTI kali ini kepada Budiyasin
Misbah dengan judul drama “5 Pintu”.
Teater asal Balikpapan, LA Teater
memperoleh banyak kategori, sehingga mereka dinobatkan menjadi pemenang grup
teater terbaik FTI 2012.
Pesan dari Tokoh FTI
Pengumuman Tokoh Teater Indonesia 2012
diberikan kepada Rahman Arge, salah satu penggiat teater yang berasal dari
Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya ia menyampaikan pesan
kepada pemuda, “Tanamkan dari dalam dirimu khususnya kepada teater . Bagaimana
engkau merambah dunia dan kehidupan ini tidak dengan jimat apa tetapi dengan
“The Magic If” jikalau, jikalau, jikalau,” katanya dengan penuh semangat.
Penghargaan Maecenas FTI 2012 diberikan
kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X. Menurutnya, kebudayaan saat ini sedang
terkoyak hingga seseorang bisa memaksakan kehendaknya kepada orang lain. “Kita
perlu membangun komitmen untuk membangun peradaban masa depan dengan suku-suku,
kultur-kultur, dan subkultur yang ada sebagai identitas kita.” Tegasnya.
Setelah penyerahan, Sri Sultan
Hamengkubuwono X membacakan puisi, kegiatan yang sebenarnya belum pernah
ia lakukan.
Berikut penggalan puisi yang dibacakannya:
Indonesia Bangkit
Wahai pemilik surga keindahan
Indonesia kau elok dan menawan
Wahai keajaiban dunia
Indonesia kau menjelma menjadi nyata
Kini usiamu tak muda lagi
Kini tempatmu tak nyaman
lagi
Karena ulah tangan-tangan
kotor bak sampah
Karena mereka buat langit
bersumpah
….
Sepenggalan puisi yang dibacakan Sri Sultan Hamengkubuwono X
menandakan runtutan penghargaan sudah selesai dibacakan. Sebagai puncak acara
dan sebagai penutup, Idris sardi memainkan biolanya dengan sangat mengagumkan. (Adi
Nugroho)