![]() |
Pemberian rekor Muri kepada Erwansjah selaku CEO WWF Iindonesia saat acara pembukaan (16/12) |
Jakarta, INSTITUT- Selama 50 tahun mengabdi untuk konservasi alam Indonesia,
World Wide Fund Indonesia (WWF) mengadakan acara ulang tahun bertema Golden
Path of Love yang artinya Persembahan Cinta untuk Bumi. Turut hadir, Perwakilan
Kelompok Studi Lingkungan (KSLH) Riau yang sengaja bertolak ke Jakarta untuk
meminta dukungan nasional atas kasus kematian 15 individu gajah sumatera akibat
diracun pada tahun 2012.
Kehadiran Rahmad Adi selaku koordinator KSLH Riau untuk meminta
masyarakat dan pemerintah agar memperhatikan kasus kematian gajah
sumatera. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya. “Bangkai gajah sumatera
yang ditemukan tidak selamanya dalam keadaan utuh,” tutur Rahmad. Untuk gajah
sumatera laki-laki yang memiliki gading, ditemukan dalam keadaan tidak
bergading lagi. Menurutnya, Hasil penemuan di lapangan ini bisa mengarah kepada
kasus perburuan.
Rahmad mengatakan,
faktor yang menyebabkan gajah sumatera diracun belum diketahui. Ia menduga,
terdapat perkebunan yang berdekatan dengan kawasan gajah sumatera sehingga
menggangu ekosistem. Karena gajah sumatera yang hidup berkelompok akan terus
berputar mengikuti jalan purba ibunya selama 30 tahun dan tidak akan berpindah.
Saat ini terjadi alih
fungsi. Menurutnya, habitat gajah terganggu karena adanya perkebunan sawit
maupun akasia. Akibatnya, tumbuhan sawit dijadikan konsumsi gajah sumatera
sehingga gajah sumatera dianggap sebagai hama oleh masyarakat.
“Kasus ini pernah
dibahas dalam sebuah seminar berjudul ‘Dinamika Supremasi Hukum untuk Satwa
yang Dilindungi’ yang diadakan di Universitas Islam Riau (UIR),” ujarnya.
Rahmad berkeinginan agar satwa tersebut bisa dikembalikan ke habitatnya, dengan
memperbaiki habitatnya pula.
Senada dengan Rahmad,
Dyah Eliarini dari WWF Indonesia mengatakan, kasus kematian gajah sumatera
akibat diracun memasuki tingkatan kritis. “Indonesia yang sebelumnya meliliki
tiga macam gajah, sekarang hanya tersisa gajah sumatera yang artinya semakin
dekat menuju kepunahan,” ujarnya, Minggu (16/12).
Peremuan yang biasa
disapa Rini ini menjelaskan, WWF hanya bisa turut membantu dalam pengajuan
petisi. Sebelumnya, WWF pernah melakukan investigasi untuk menemukan pelakunya,
namun tidak ada tindakan penahanan oleh aparat keamanan.
Menurutnya, percuma
bila menyelamatkan satwa tanpa mengembalikan fungsi habitatnya. Rini
sangat menyayangkan, penataan ruang yang tidak memperhatikan makhluk hidup
lainnya, seperti yang terjadi di Riau. “Sebagai makhluk hidup yang bisa berfikir,
jangan mendirikan rumah atau perkebunan disekitar jalannya gajah,” tukasnya.
Dalam permasalahan
ini, Rini berharap, pemerintah harus serius menangani masalah ini agar
menjaga habitat satwa langka. Meski penataan ruang berbasis ekosistem
sudah mulai dilaksanakan oleh pemerintah, hal ini sering berbenturan antara
kepentingan alam dengan kepentingan bisnis.
Acara yang bertepatan dengan car free day ini dimeriahkan
oleh 250 orang Tentara Nasional Indonesia Angakatan Darat (TNI AD) yang
berjoget gangnam style di Hotel Indonesia (HI). Kemudian, acara berpindah
menuju Taman Ismail Marzuki dari Bundaran HI pada pukul 08.00 WIB, bersamaan
dengan pawai 20 boneka panda yang dibonceng sepeda dan memperoleh rekor dari
Museum Rekor Indonesia (MURI). (Dewi Maryam)