Judul buku : Kratos Minus Demos
Penulis : B.
Herry Priyono, A. E. Priyono, Zumrotin K. Susilo, Papang Hidayat, Gomar
Gultom, Antonio Prajasto, Benget Silitonga, R.E Nainggolan, Posman Sibuea,
Hotman M. Siahaan, Nur Ahmad Fadhil Lubis, Johny Nelson Simanjuntak, Luhut M.P.
Pangribuan, Hendardi, Saur Tumiur Situmorang, Bungaran A. Simanjuntak,
Soetandyo Wignjosoebroto, Usman Hamid, Nelson Siregar, Nur Iman Subono.
Penerbit : Perhimpunan
Bantuan Hukum & Advokasi Rakyat Sumatera Utara (BAKUMSU)
Tebal buku : 328 halaman
Cetakan 1 : April 2012
ISBN :
978-979-461-813-4
Harga : Rp65.000
Demokrasi tampak berjalan meninggalkan sang “demos” (rakyat
jelata), bak Malin Kundang yang melupakan ibunya. Itulah kenyataan demokrasi
Indonesia yang berkembang saat ini. Dan sosok demokrasi seperti itu pula yang
dikhawatirkan para pendiri bangsa.
Kratos minus demos yang dimaksudkan adalah kekuasaan pemerintah
demokrasi yang biasa saja, melibatkan rakyat, lewat politik prosedural pemilu,
namun tidak fungsional menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia.
Kekuasaan pemerintahan tanpa daulat rakyat! Dan memang kedaulatan seperti itulah
yang saat ini terjadi di Indonesia.
Buku Kratos Minus Demos ini, menceritakan tentang kondisi
demokrasi di Indonesia yang masih “merangkak” pasca kejatuhan Soeharto tahun
1998. Alih-alih menghasilkan pemerintah dan kekuasaan yang berbasis pada daulat
rakyat, demokrasi justru memproduksi rezim kekuasaan pemerintah yang doyan
menciderai dan memerkosa hak-hak rakyat.
Dimulai dari ketidakberdayaan pemerintah memenuhi ekspektasi
rakyat, menguatnya kecendrungan urusan publik dan sumber daya dieksploitas
kekuatan neoliberalisme dan globalisasi, reperesentasi yang buruk dalam mata
rantai kedaulatan rakyat, serta maraknya kekerasan yang vertikal dan
horisontal, krisis sosial, sampai dengan ketiadaan alternatif kepemimpinan
dalam kelembagaan politik.
Selain itu, Kratos minus Demos, menceritakan tentang sepak
terjang dan kiprah pekerjaan dan pendampingan yang dilakukan oleh perhimpunan
bantuan Hukum & Advokasi Rakyat Sumut (BAKUMSU) yaitu oraganisasi Non
Pemerintah (Ornop) terhadap penegakkan hukum di Indonesia.
Buku ini terdiri dari empat bab. Pertama membahas tentang
Indonesia, Demokrasi, dan Marginalisasi. Kedua membahas tentang Politik
Penguasa dan Politik Rakyat. Ketiga membahas tentang hukum yang belum
berkeadilan sosial. Dan keempat yang membahas tentang Gerakan Masyarakat Sipil,
Apa yang Bisa Dilakukan?.
Secara khusus kumpulan nukilan gagasan dalam buku ini sejatinya
diperuntukkan bagi pencari alternatif penguatan gerakan masyarakat sipil
minimal untuk menjaga agar demokrasi tidak makin terperosok ke kubangan lumpur
elit, koruptif dan manipulatif, dan maksimal untuk mendorong dan memperkuat
demokrasi agar makin fungsional menghadirkan keadilan, perdamaian dan
kesejahteraan.
Dengan gaya bertutur yang mudah dipahami pembaca, penulis buku
Kratos Minus Demos ini, bisa memberikan inspirasi dan spirit baru bagi siapapun
yang ingin memajukan dan memperkuat demokrasi lewat penegakan hukum,
perlindungan HAM, dan penguatan masyarakat sipil, karena dalam buku ini juga
menceritakan tentang potret demokrasi di Indonesia yang dilihat atau dicatat
dari bawah.
Dalam kutipan terakhir kata pengantar
penerbit, penulis berpesan kepada semua pembaca, di mana si penulis berharap
para pembaca masih memiliki harapan dan daya untuk mewujudkan demokrasi yang
berkeadilan, damai, dan sejahtera di seluruh Indonesia Raya. (Nurlaela)