Sejumlah mahasiswa
UIN keluhkan mahalnya biaya kursus Bahasa Perancis yang diselenggarakan
Institut Francais Indonesia (IFI) di Gedung Pusat Budaya dan Bahasa UIN
Jakarta. Mahalnya biaya tersebut mengakibatkan kursus Perancis ini tidak bisa
dinikmati seluruh mahasiswa UIN
Salah satunya
Muhammad Sazali, Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Menurutnya, biaya
kursus Bahasa Perancis ini belum cocok dengan kantong mahasiswa. Terlebih, saat
biaya tersebut dikomparasikan dengan gratisnya biaya kursus bahasa asing lain
yang ada di UIN.
Sazali menuturkan,
biaya kursus yang mencapai angka minimal Rp2 juta hanya untuk satu level ini
jelas memberatkan mahasiswa, terutama saat pembayarannya tidak dapat diangsur.
“Sangat disayangkan, mengingat kursus Bahasa Turki di UIN saja dapat
dinikmati secara gratis, padahal level kursusnya berkelanjutan dan intensif,”
tegasnya, Senin (17/9).
Sazali menambahkan, seharusnya Memorandum of
Understanding (MoU) yang disepakati IFI, sebagai institusi di bawah
Kedutaan Besar Perancis dapat meringankan mahasiswa. Dengan banyaknya mahasiswa
UIN yang tertarik pada kursus ini, semestinya biaya kursus ini
digratiskan.
“Bila tidak dapat
digratiskan, paling tidak biaya kursus ini bisa diminimalisir atau cara
pembayarannya bisa diangsur. Kalau dicicil kan tidak terlalu
memberatkan, “ tuturnya.
Menanggapi hal ini,
Muhammad Zuhdi, Kepala Pusat Budaya dan Bahasa UIN Jakarta mengakui, Secara
absolut, sejumlah kisaran harga itu ditetapkan sepenuhnya oleh IFI. “IFI yang
menentukan tarif harga, kita menerima saja dan hanya dapat bernegosiasi
mengenai harga khusus untuk mahasiswa,” jelasnya.
Zuhdi menjelaskan,
pihaknya telah berusaha agar kursus ini dapat dinikmati secara gratis oleh
seluruh mahasiswa UIN atau minimal biaya kursus dapat dicicil. Terlebih
mengingat fasilitas gedung telah diberikan secara cuma-cuma oleh UIN. Namun
menurut Zuhdi, IFI tetap enggan untuk memenuhi permintaan itu lantaran
pertimbangan upah pengajar dan sarana pengajaran yang mahal.
Ia menambahkan, kompensasinya IFI akan
menyelenggarakan berbagai kegiatan berkaitan dengan bidang akademik dan
kebudayaan secara gratis di UIN. Seperti pengiriman researcher (peneliti)
Perancis ke UIN, pertunjukan budaya, hingga kesempatan untuk mahasiswa UIN yang
mengkuti kursus tersebut untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Perancis gratis.
“Jadi kompensasinya dari kerjasama ini bukan dalam bentuk penggratisan biaya
kursus untuk mahasiswa UIN,” tegasnya.
Mengenai biaya
kursus yang dianggap mahal, Zuhdi menuturkan, itulah yang telah ditetapkan IFI.
“Jadi bila ada permasalahan dan keberatan mengenai jadwal, biaya dan permohonan
angsuran, silahkan kirim surat tertulis ke Pusat Bahasa. Sehingga, kami dapat
mempertimbangkan dan membicarakannya dengan IFI,” tegasnya.
Hal senada
disampaikan Syarah H. Andriani, Penanggung Jawab Administrasi IFI-Wijaya. Ia
mengatakan, penetapan prosedur pembayaran dan jumlah biaya kursus Bahasa
Perancis di UIN diambil melalui peraturan Kursus Bahasa Perancis IFI di tempat
lain. Namun, dengan adanya MoU ini, IFI bersedia memberikan potongan biaya
kursus sebesar 10% untuk mahasiswa UIN.
Syarah menambahkan,
pada awalnya sejumlah biaya tersebut memang tidak dapat dibayar dengan cara
angsuran. Tetapi saat ini, dengan mempertimbangkan permintaan pihak Pusat
Bahasa, akhirnya IFI memutuskan untuk dapat memberikan keringanan berupa
angsuran sebanyak dua kali untuk pembayaran kelas ekstensif. “Sampai saat ini,
melalui berbagai pertimbangan, pembayaran kelas ektensif saja yang dapat
dicicil,” tegasnya, Rabu (26/9).
Terkait pembatasan angsuran ini, Syarah menjelaskan,
pihaknya tidak dapat menurunkan atau memberikan izin pembayaran angsuran untuk
semua tipe kelas lantaran angka yang telah ditetapkan IFI ini diawasi langsung
oleh IFI di Perancis. Oleh karena itu, bila penetapan peraturan keuangan
dirubah secara signifikan, maka itu akan mempersulit birokrasi ke bagian
keuangan IFI di Perancis.
Kursus gratis
Kursus Bahasa
Perancis ini bukanlah kursus bahasa pertama yang ada di UIN. Sebelumnya ada
kursus bahasa Persia yang diadakan empat tahun lalu atas kerjasama Pihak UIN
dan Fakultas Ushuludin dengan Kedutaan Besar Iran. Namun, berbeda dengan kursus
bahasa Perancis yang dikenakan sejumlah biaya, kursus bahasa Persia ini
tidak dipungut bayaran apapun.
M. Zuhdi Zaini,
Iranian Corner Se-Indonesia, mengatakan, sebagai salah satu kegiatan di Iranian
Corner, kursus bahasa ini disponsori langsung Kedubes Iran untuk seluruh
mahasiswa UIN Jakarta dalam rangka perkenalan dan pertukaran budaya.
“Native speaker dan bahan ajar juga
disediakan oleh Kedubes Iran, sehingga mahasiswa tidak perlu membayar. Sejumlah
mahasiswa UIN pun sudah ada yang diberangkatkan ke Iran untuk mempelajari
bahasa Persia secara langsung,” kata Zuhdi, Rabu (19/9).
Kursus Bahasa Turki juga menjalankan pola serupa.
Diadakan sejak tahun 2009, kursus ini diselenggarakan atas kerjasama UIN dengan
Fethullah Gulen Chair. Membawa misi untuk memajukan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan serta menyediakan sejumlah pengajar native berkualitas
di kursus yang dibuka untuk seluruh mahasiswa UIN ini. (Adea Fitriana)